DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –
Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Forum Solidaritas Mahasiswa Papua (FSMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) dipukul hingga dibubarkan oleh Organisasi Masyarakat (Ormas) di Kota Makassar saat melakukan aksi peringatan 60 Tahun TRIKORA, Minggu (19/12/2021).
Berdasarkan kronologis aksi yang diterima media ini, sebanyak 23 massa aksi dipukul di bagian kepala, badan dan lengan. “Massa aksi mulai didorong masuk ke dalam mobil oleh Polisi dan beberapa ormas melakukan pemukulan terhadap massa aksi yang dipaksa masuk, ada yang memukul menggunakan helm, jaket, melempar air, dan meninju massa yang berada di ujung mobil,” jelas Lince, Humas aksi tersebut.
Pemukulan tersebut, berawal saat aparat kepolisian berusaha membubarkan massa aksi yang sedang menyampaikan pendapat di muka umum seperti yang telah diatur dan dijamin dalam Pasal 28 UUD 1945.
Awalnya, massa aksi tetap bertahan untuk melakukan aksi “aksi yang kami lakukan dijamin oleh UU, kami sudah memberikan surat pemberitahuan aksi kepada polisi, seharusnya aksi kami ini dilindungi oleh aparat keamanan, bukan malah dibubarkan”.
Namun itu tak terjadi, massa aksi justru dibubarkan dengan dorongan, pukulan, lemparan, hingga beberapa Ormas menyuruh untuk mereka (massa aksi) keluar saja dari Kota Makassar.
Aksi long march dari depan PN menuju Monumen Mandala Kota Makassar yang dimulai pada pukul 14.00 Witeng tersebut, berhasil dibubarkan oleh aparat kepolisian dan Ormas. “Massa aksi yang dibubarkan tersebut, diangkut oleh mobil polisi menuju Asrama Papua Kota Makassar. Sehingga, massa aksi terpaksa membacakan pernyataan sikap Aksi 60 tahun Trikora di Asrama Papua,” terang Lince dalam kronologis yang diterima diptapapua.com.
Tri Komando Rakyat (TRIKORA) yang dikeluarkan oleh Presiden Pertama Indonesia, Soekarno di Alun-alun Utara, Kota Yogyakarta pada 19 Desember 1961 tersebut, bertujuan untuk merebut West Papua yang telah mendeklarasikan kemerdekaannya pada 01 Desember 1961 di Hollandia atau kini Jayapura.
Hingga memasuki 60 Tahun pencaplokan kemerdekaan tersebut, Mahasiswa bermaksud untuk melakukan aksi dan menuntut pertanggung jawaban dari perampasan kemerdekaan yang dilakukan oleh Soekarno saat itu. Dan mereka (Mahasiswa) menuntut agar Pemerintah Republik Indonesia segera mengembalikan kemerdekaan sesungguhnya Rakyat West Papua secara Demokrasi.