54 Tahun Beroperasi, AMP & FRI-WP Demo Tutup PT. Freeport McMoran

DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –

Sejak 07 April 1967 atau sudah 54 tahun kontrak karya  PT. Freeport McMoran yang beroperasi di Papua tersebut, dianggap menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat Papua. Sejumlah mahasiswa di Kota Malang yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia Untuk West Papua (FRI-WP), pada Rabu (07/04/2021) melakukan aksi demo menuntut tutup total PT. Freeport McMoran beroperasi di Tanah Papua.

Massa aksi tutup PT. Freeport McMoran tersebut, menilai kehadiran perusahaan tambang emas terbesar di dunia itu, melahirkan rangkaian kekerasan yang dilakukan militer terhadap masyarakat Papua dan secara khusus pemilik hak ulayat (lahan perusahaan), yaitu masyarakat Suku Amungme dan Suku Kamoro. Selain itu, massa aksi juga turut menyerukan kerusakan hutan dan pencemaran lingkungan, akibat operasi PT. Freeprt McMoran tersebut.

“Masuknya PT. Freeport McMoran di Tanah Papua ialah adanya serangkaian kekerasan yang dilakukan oleh kebrutalan aparat militer Indonesia kepada rakyat Papua, terlebih khusus terhadap dua suku asli pemilik ulayat yaitu suku Amungme dan suku Kamoro,” tegas AMP dan FRI-WP melalui press release yang diterima Dipta Papua.

“Selain itu, turut juga menghancurkan hutan (deforestasi) adat suku-suku sekitar areal operasinya, dampak lain yang turut disumbangkan oleh PT. Freeport adalah pencemaran lingkungan dengan dilakukannya pembuangan limbah sisa tambang (Tailing) yang mengakibatkan ekosistem, baik biota air maupun di darat tercemar,” lebih lanjut.

Sejak kehadiran PT. Freeport, dinilai memarginalisasi masyarakat asli Papua, terutama masyarakat suku Kamoro dan Amungme. Saat yang bersamaan pun, rakyat Papua berjuang untuk menentukan nasibnya sendiri sebagai hak demokratis dan juga menuntut segera tutup PT. Freeport. Juga diperjuangkan oleh kaum perempuan, yang dipimpin oleh Mama Yosepa Alomang. Dirinya menentang pihak PT. Freeport yang menghadirkan pasukan militer dalam jumlah banyak.

“Masyarakat Amungme dan Kamoro bahkan seluruh rakyat terus dibantai dengan moncong senjata, pengungsian pun terjadi dalam beberapa tahun ini, terutama masyarakat yang mendiami area PT. Freeport atau di wilayah Nemangkawi Amungsa,” ucap massa.

Kehadiran PT. Freeport McMoran itu, dianggap menjadi malapetaka bagi rakyat Papua dan menjadi akar konflik panjang yang terjadi di Tanah Papua. “Amerika dan Indonesia dengan kepentingan ekonomi politiknya, memanipulasi fakta sejarah dengan mengklaim serta menganeksasi tanah bangsa Papua sejak 01 Mei 1963 hingga hari ini,” kata demonstran dalam keterangan pers.

Praktek penjajahan terhadap orang Papua masih terus dilakukan secara massif tanpa henti, maka itu, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia Untuk West Papua (FRI-WP) menyatakan sikap sebaga berikut:

  1. Tutup PT. Freeport Indonesia dari atas tanah Papua Barat
  2. Berikan Hak Menentukan Nasib Sendiri Sebagai Solusi Demokratis Bagi Bangsa Papua Barat
  3. Tarik Militer Organik dan Non-Organik dari seluruh Tanah Papua Barat
  4. Buka seluas-luasnya Akses Jurnalis Independen, Nasional dan Internasional ke seluruh tanah Papua Barat
  5. Tutup dan cabut seluruh perizinan Perusahan Nasional dan Multi-Nasional dari atas tanah Rakyat Papua Barat
  6. Tolak keberlanjutan Otonomi Khusus Papua (Otsus jilid 2)
  7. Tolak pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) di seluruh tanah Rakyat Papua Barat
  8. Stop Kriminalisasi Aktivis Gerakan Rakyat
  9. Polda Metro Jaya segera Bebaskan Kawan Kami Roland Levi dan Kelvin Molama
  10. Usut Tuntas kasus Pelanggaran HAM di Tanah Papua dan di Indonesia
  11. Polda Jawa Timur segera tangkap dan adili Kapolresta Malang Kota, pelaku ujaran rasis terhadap mahasiswa Papua

"Obor Untuk Papua"

Maksimus Syufi
Maksimus Syufi
Jurnalis Dipta Papua

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles

Mahasiswa Nduga dan Lanny Jaya Kota Malang Sikapi Konflik Horizontal antara Masyarakat Lanny Jaya dan Nduga

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Konflik berawal dari kasus perselingkuhan yang berujung konflik saudara di kampung Hilekma, Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua...

IPMK Kota Studi Jayapura Dukung Deklarasi Lembah Kebar Sebagai Tanah Injil dan Keadilan Ekologis

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Ikatan Pelajar dan Mahasiswa/i Kebar (IPMK) Kota Studi Jayapura mendukung deklarasi Lembah Kebar sebagai Tanah Injil dan Keadilan Ekologis...

Pernyataan Sikap Mahasiswa dan Pelajar Asal Nduga Terkait Dana Pendidikan

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Manusia Membutuhkan Pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar Manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara...

Teror Terhadap Mahasiswa Papua: Tetap Tenang dan Berbahaya

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Poster ini bukan untuk dikriminalisasi, maupun untuk mengganggu psikologis kawan-kawan. Barang kaya begini kita sudah alami dari lama sejak...

Kronologis dan Tuntutan Keluarga Korban Penembakan Thobias Silak

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Kronologis dan tuntutan ini dikeluarkan oleh keluarga Thobias Silak, korban penembakan yang mati di Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan pada...