7 Bulan Gajinya Dipotong, Para Guru Palang Kantor Dinas Pendidikan Kab. Maybrat

DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –

Para guru di Kabupaten Maybrat pada Senin, (08/02/2021) mendatangi Kantor Dinas Pendidikan di Kumurkek Ibu Kota Kabupaten Maybrat, guna menuntut hak upah/ gaji yang selama kurung waktu tujuh bulan berjalan dipangkas atau tidak diberikan. Kekesalan para guru itu, dilampiaskan dengan memalang kantor dinas pendidikan serta mogok mengajar selama satu minggu.

Pengakuan salah seorang guru kontrak di Kabupaten Maybrat (tidak mau menyebutkan nama serta tempat/ sekolah tugasnya dengan alasan kenyamanan), bahwa sudah tujuh bulan gaji tidak dibayar. Dia mengaku pernah menghadap pihak terkait untuk mempersoalkan hal tersebut, namun tak ada respon yang memuaskan.

“Saya sendiri dengan seorang teman guru kontrak pernah menghadap ke kepala bidang pendidikan sekolah dasar (SD) dan kepala bidang pendidikan sekolah menengah pertama (SMP), kami tanyakan soal gaji yang tidak diberikan namun tidak ada jawaban yang memuaskan,” terangnya kepada jurnalis diptapapua.com saat dihubungi via pesan elektronik.

Ini jawaban pihak terkait yang didatangi dua guru kontrak itu. “Kami tidak tahu soal gaji guru kontrak, karena yang menangani gaji guru kontrak selama ini bukan lagi masing-masing bidang, namun semua itu ditangani langsung oleh atasan (kepala dinas)”.

Seorang guru kontrak yang sudah mengabdi selama 7-8 tahun itu, berharap agar kepala dinas pendidikan serta pemerintah Kabupaten Maybrat (Bupati) lebih memperhatikan nasib guru kontrak, terutama soal gaji yang tidak dibayar.

“Jangan dulu mengadakan pertemuan-pertemuan, sebelum membayar upah guru kontrak yang belum dibayar, bahkan juga tunjangan-tunjangan guru PNS yang sudah dipotong habis. Karena sebagian besar tugas dan tanggung jawab di sekolah itu dilakukan oleh kami para guru,” kata dia (guru kontrak pada salah satu sekolah dasar di Kabupaten Maybrat).

Lebih lanjut, dia menambahkan “Kalau memang ada penambahan guru calon pegawai negeri sipil (CPNS) tolong kami guru kontrak yang sudah mengabdi selama 7-8 tahun dengan setia di atas tanah ini, agar kami diperjuangkan/ diloloskan sebagai CPNS, jangan hanya memilih memilah suku atau keluarga saja”.

Respon Pemuda Kabupaten Maybrat Atas Persoalan Yang Dihadapi Para Guru

Pemuda dan juga mahasiswa asal Kabupaten Maybrat, Bartolomeus Korain menyayangkan kondisi yang dialami para guru tersebut. Sebab, menurutnya hal itu berdampak pada seluruh siswa/ siswi SD, SMP dan SMU di Kabupaten Maybrat.

“Saya sangat sedih melihat problematika yang terjadi dalam dunia pendidikan ini, karena ketika adik-adik kami yang mengenyam pendidikan di tingkat SD, SMP dan SMU di seluruh wilayah Maybrat menjadi korban. (Biasanya) kepentingan pribadi kepala daerah hingga pada badan birokrat dinas terkait,” beber Korain saat dimintai keterangan oleh diptapapua.com.

Bartolomeus Korain yang juga menjabat sebagai ketua umum Mahasiswa Maybrat Yogyakarta ini, menjelaskan bahwa hal ini terjadi karena dipicu oleh politik kepentingan pribadi. “Pejabat publik lebih mengutamakan kepentingan pribadi yang merujuk pada politik kekuasaan,” jelasnya.

“Betapa mirisnya tingkah laku roda pemerintahan Kabupaten Maybrat yang secara tidak sadar membunuh masa depan generasi Maybrat,” tambah Korain.

Pihaknya meminta kepada Bupati Maybrat agar segera selesaikan persoalan ini, sehingga para murid mendapatkan pendidikan dengan baik. Juga mahasiswa asal Maybrat ini menegaskan agar Bupati segera datangkan badan pemeriksaan keungan (BPK) untuk menindak lanjuti kasus ini.

“Saya minta kepada bapak Bupati Maybrat turunkan BPK agar segera mengusut tuntas penyebab dari tersendatnya hak para guru di Kabupaten Maybrat. Saya juga minta kepada Bapak Bupati Maybrat, agar tidak lagi sibuk dengan urusan pribadi. Namun, tolong rawatlah dan jaga kualitas pendidikan di Kabupaten Maybrat, karena generasi muda merupakan pengganti bapak-bapak & ibu-ibu yang kini menjadi tuan serta mengabdi di atas negeri sendiri (bumi A3),” pungkas Bartolomeus Korain.

"Obor Untuk Papua"

Maksimus Syufi
Maksimus Syufi
Jurnalis Dipta Papua

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles

Praktek ‘Apropriasi’ Budaya Papua oleh Warga Jember saat Karnaval Budaya

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Kasus diskriminasi terhadap mahasiswa asal Papua kerap terjadi, termasuk di Kabupaten Jember. Salah satunya dialami oleh Kostantina (24),...

Saat Yudisium, Mahasiswa Papua Kampus Unram Dikriminalisasi Pihak Kampus

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pasca Gelar Yudisium Fakultas Hukum Universitas Mataram (Unram), Security kampus dan Intelijen Kriminalisasi dan Intimidasi Mahasiswa Papua di Universitas...

Misa Perdana Pater Kristian Sasior Diiringi Tarian Adat Suku Irires

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Prosesi tarian adat Suku Irires mengiringi Misa Perdana Pater Kristian Sasior. OSA di Gereja Katolik Santa Maria Asiti,...

Alokasi Dana Pemilu Bermasalah, KPK Diminta Periksa KPU Tambrauw

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pengalokasian dana persiapan pemilihan umum (Pemilu) dikatakan bermasalah. Hal itu disampaikan oleh Yance Akmuri, selaku ketua Panitia Pemilihan...

IPMKR Sorong Luncurkan Website Berita: Demi Permudah Publikasi Informasi

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Bertepatan saat Musyawarah Besar, Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kebar Raya (IPMKR) luncurkan Website berita resmi milik IPMKR. Situs berita...