Oleh: Yanto Wabia
Nama saya Irianto Wabia biasa disapa dengan Yanto. Saya lahir dan besar di desa yang terpencil, jauh dari keramaian kota dan kini saya menempuh perkuliahan di Universitas Cenderawasih Jayapura. Dengan melihat banyaknya orang berkata “saya anak budaya” tetapi apakah mereka menjaga hak waris dan tahu secara menyeluruh atau tidak, karena kenapa?
Saya tidak bisa bilang “saya anak budaya” kalau saya tidak tau bahasa daerah, Saya tidak bisa bilang “saya anak budaya” kalau saya tidak tau memukul Tifa. Saya tidak bisa bilang “saya anak budaya” kalau saya tidak tauh menari sesuai budaya leluhur kami, Saya tidak bisa bilang “saya anak budaya” kalau saya tidak tau menjaga hak waris moyang kami. Dan Saya tidak bisa bilang “saya anak budaya” kalau saya tidak tau jaga hak waris budaya,
Jagalah bibirmu seketika kamu mengucapkan kamu anak budaya, apakah ucapanmu benar sesuai kenyataan bahwa kamu tau semuanya tetang budaya? Kalau belum tau, jagalah bibirmu sebelum ucapkan itu. Banyak kita lihat di dunia maya, seperti Facebook, banyak yang mengatakan “saya anak buduya”, saya anak adat, saya anak bersejarah, dan lain-lain.
Tetapi pada era modern ini, banyak ucapan yang tidak sesuai kenyataan atau fakta. Coba disuruh memukul Tifa, nyayikan lagu budaya atau lagu daerah, bahasa, dan menari sesuai budayamu?. Oleh sebab itu, Jagalah hak waris moyang leluhur budayamu, agar kamu disebut anak budaya, adat, sejarah dan lain sebagainya.