Aparat Kepolisian dan Ormas Sempat Hadang Massa Aksi Lawan Rasisme di Surabaya

DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –

Sejumlah Massa Aksi dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua (IPMAPA) yang tergabung dalam Front Petisi Rakyat Papua itu, dalam aksi menolak sekaligus memperingati 2 Tahun Rasisme di Kota Surabaya sempat dihadang puluhan aparat kepolisian serta Ormas Reaksioner, sehingga tujuan aksi di depan Polda Jawa Timur terhalang.

Berdasarkan kronologis aksi yang diterima redaksi, bahwa aksi long marc yang berawal dari Mall Royal Plaza (Jl. A. Yani, Wonokromo) menuju Polda Jawa Timur pada Senin, (16/08/2021) tersebut, pihak kepolisian bersama Ormas berusaha membungkam ruang demokrasi agar aspirasi massa tak tersampaikan.

Aksi yang dimulai pukul 09.25 WIB itu, sempat terjadi baku dorong antara pihak kepolisian dan massa aksi saat melakukan long march menuju Polda Jawa Timur. Meski demikian, massa aksi tetap bertahan untuk berorasi menyampaikan tuntutannya.

Sempat memanas, namun selang beberapa menit kemudian, massa aksi melakukan negosiasi dengan pihak kepolisian. Alhasil, blokade massa aksi dibuka dan massa aksi menyampaikan aspirasinya.

Sekelompok Ormas yang menghadang massa aksi tersebut, mencoba memancing situasi aksi dengan membawa dua bendera merah putih serta menyanyikan lagu Indonesia Raya. Namun massa aksi tak terpancing, hingga pada pukul 12.48 WIB koordinator aksi membacakan pernyataan sikap dan massa aksi membubarkan diri.

Sebelum melakukan aksi, dari keterangan yang diterima bahwa pada pukul 07.30 WIB, beberapa kepolisian sudah berjaga di depan Asrama Papua (titik kumpul massa aksi), Jl. Kalasan No. 10 Kota Surabaya. Kemudian, saat massa aksi menuju titik aksi, lima polisi dengan menggunakan motor serta Polantas mengawal massa aksi. Tak lama kemudian, ditambah lagi dengan satu mobil Dalmas milik kepolisian mengawal massa aksi hingga tiba di titik aksi.

Tindakan represif dan pembungkaman ruang demokrasi ini, tak hanya dialami massa aksi di Surabaya, namun sehari sebelumnya atau pada 15 Agustus 2021 di Ambon, pihak kepolisian menggunakan pendekatan kekerasan untuk membubarkan massa dalam aksi peringati 59 Tahun New York Agreement yang dianggap Ilegal itu. Sehingga beberapa massa aksi mengalami luka hingga bagian tubuhnya berdarah.

Juga di saat yang bersamaan (16 Agustus 2021), aksi Lawan Rasisme dan Bebaskan Victor Yeimo di Dekai, Yahukimo, Papua, seorang pemuda atas nama Perinus Asso (29) ditembak aparat kepolisian. Kini kondisi pemuda 29 Tahun tersebut kritis dan sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dekai, Yahukimo. Selain pemuda yang ditembak, juga ada 8 orang yang ditangkap dan ditahan di Polres Yahukimo.

Masih di hari yang sama, aksi bebaskan Victor Yeimo dan Lawan Rasisme pada beberapa titik di Kota Jayapura pun direpresif oleh pihak kepolisian. Berdasarkan informasi yang didapatkan bahwa ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Agus Kossay bersama seorang pemuda dalam aksi tersebut, dipukul aparat kepolisian hingga bagian kepalanya berdarah.

Gabungan aparat kepolisian dan TNI membubarkan secara paksa aksi damai di Perumanas III Waena dan di Kampus Uncen Jayapura tersebut dengan menggunakan water canon. Setelah massa aksi dibubarkan aparat kepolisian, massa kembali berkumpul di Asrama Yahukimo. Tak lama kemudian, asrama tersebut didatangi aparat kepolisian dan melakukan pengepungan.

Dalam aksi dan waktu yang sama juga, di Semarang Jawa Tengah, Mahasiswa Papua yang melakukan unjuk rasa Bebaskan Victor Yeimo dan Lawan Rasisme tersebut, dibubarkan juga oleh aparat kepolisian.

Bahkan Ketua Sinode Gereja KINGMI di Tanah Papua, Pendeta Benny Giay pada Senin (16/08/2021), dihadang aparat kepolisian saat ingin menemui pihak Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) untuk melakukan renungan bersama terkait berbagai persoalan di Tanah Papua.

"Obor Untuk Papua"

Maksimus Syufi
Maksimus Syufi
Jurnalis Dipta Papua

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles

Perempuan Papua Dalam Cengkraman Kapitalisme

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Banyak orang menyuarakan tentang pembebasan perempuan dari cengkraman patriarki, kolonial atau bahkan kapitalisme. Terlepas dari semua itu, sebagian orang...

Perusahaan ‘Gelap’ Masuk di Perbatasan Intan Jaya dan Waropen

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Beredar di media sosial, terdapat sebuah perusahaan yang masuk secara 'Ilegal' atau tidak mengantongi izin dan mulai beroperasi di...

Puluhan TNI Siksa Warga Sipil di Puncak Jaya

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pada Kamis lalu (13/03/2025), puluhan aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyiksa 5 warga sipil di Kota Baru, Mulia, Puncak...

Menjawab Tantangan Kesehatan di Kabupaten Pegunungan Bintang Dengan 4 Jurus

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Latar Belakang Kabupaten Pegunungan Bintang, yang beribu kota di Oksibil, merupakan salah satu daerah terpencil di Provinsi Papua...

Buku Karya Nyamuk Karunggu Ditahan Perpusnas RI

DIPTAPAPUA.con - Obor Untuk Papua -Nyamuk Karunggu melayangkan surat protes kepada Presiden Republik Indonesia, Perpusnas Indonesia, Menkopolhukam dan Menteri Hukum dan HAM di Jakarta...