DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –
Dalam jumpa pers yang dilakukan oleh Gerakan Mahasiswa dan Pelajar se-Indonesia asal Intan Jaya di Kota Surabaya pada Rabu, (08/11/2023) tersebut, mereka menegaskan untuk menolak pebangunan Wisata Patung Tuhan Yesus di Bilogai, Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah.
Pasalnya, wisata patung yang rencananya akan dibangun oleh pihak militer satuan TNI tersebut, bakal menjadi pintu masuk bagi perusahaan, seperti Perusahaan Tambang Blok Wabu yang telah ditetapkan beroperasi di Intan Jaya.
Dalam siaran pers yang diterima, dinyatakan bahwa rencana pembangunan waisata patung tersebut, bukan merupakan program daerah. Namun, pembangunan wisata itu adalah program pemerintah pusat dengan alokasi dana sebesar 60 miliar. Dan akan dikerahkan sebanyak 330 personil satuan TNI untuk mengamankan pembangunan wisata patung itu.
“Program pembangunan wisata patung raksasa tersebut, hanya mengatas namakan pemerintah daerah Intan Jaya dan Dinas Pariwisata. Padahal program itu dikendalikan oleh pemerintah pusat dan satuan militer (TNI),” ucap Mahasiswa Intan Jaya yang tergabung dalam Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Moni (IPMMO) Korwil Jawa Timur dan Bali.
Mereka (Mahasiswa Intan Jaya) dalam jumpa pers itu, mengatakan kalau “pembangunan patung Tuhan Yesus tersebut bukan sebagai simbol untuk perdamaian bagi rakyat Intan Jaya, tapi ini adalah rencana awal masuknya PT. Blok Wabu dan mengambil paksa potensi alam lainnya”.
Karena, diterangkan bahwa dengan melihat kondisi keamanan di Intan Jaya yang kurang kondosif, maka pihak yang punya kepentingan sengaja melakukan pendekatan kepada pemerintah daerah, pihak gereja dan masyarakat dengan membangun wisata patung Tuhan Yesus itu. “Dengan demikian, praktek eksploitasi bisa masuk,” ucap mahasiwa Intan Jaya dalam siaran pers yang diterima.
“Dampak dari UU Cipta Kerja (Ommnibus Law), Minerba, Agraria, Pengesahan Otsus, Pemekaran (DOB) telah membuka peluang besar bagi Investor, Oligarki dan Elit Politik Negara untuk mengeksploitasi Sumber Daya Alam di Papua,” lanjut mereka.
Melihat juga eskalasi konflik bersenjata antara TPNPB-OPM dan TNI/Polri di Intan Jaya yang masih terus bergejolak, serta kepentingan pengusaha yang sangat ‘rakus’ mengeruk alam Papua, maka negara akan melakukan berbagai cara agar ekspoloitasi bisa dilakukan.
Salah satu praktik yang digunakan negara ialah, menciptakan dan merawat konflik bersenjata di Papua, sehingga pasukan militer akan dikerahkan terus ke Papua dengan dalih keamanan. Padahal, keamanan hanya modus negara, sebetulnya adalah pengamanan eksploitasi. Seperti halnya perusahaan tambang PT. Blok Wabu yang mengincar sumber daya alam di Intan Jaya ini.
“Negara lewat militernya, hanya sebagai tameng untuk merampas dan mencaplok hutan milik masyarakat adat di Intan Jaya. Mengirimkan militer organik mapun non organik, justru semakin membungkam ruang hidup masyarakat,” beber mereka (mahasiswa Intan Jaya).
Kehadiran militer di Papua semakin memperburuk kondisi keamanan. Dengan kontrol penuh oleh militer, menyebabkan pembunuhan warga sipil, pembungkaman ruang gerak rakyat, operasi militer hingga pengungsian warga sipil.
Mahasiswa Intan Jaya ini mengaku bahwa dengan tindakan aparat yang agresif tersebut, menjadi ancaman terhadap eksistensi kehidupan masyarakat Intan Jaya dan alamnya, “kehadiran militer ini akan merampas seluruh ruang gerak rakyat sipil, bahkan mengambil alih birokrasi pemerintahan”.
Membaca seluruh dinamika masalah yang terjadi di Intan Jaya, maka Gerakan Mahasiswa dan Pelajar asal Intan Jaya secara tegas menyatakan sikap sebagai berikut;
- Kami dari Gerakan Mahasiswa dan Pelajar se-Indonesia asal Kabupaten Intan Jaya dengan tegas menolak 100% rencana pembangunan Wisata Patung Raksasa Tuhan Yesus di Sugapa, Intan Jaya.
- Secara tegas kami menolak segala bentuk kebijakan pemerintah pusat yang difasiliatasi bersama Militer yang tidak menguntungkan kepentingan masyarakat Papua dan lebih khusunya Kabupaten Intan Jaya.
- Kami Pelajar dan Mahasiswa mendesak agar pelaksanaan pembangunan Patung Tuhan Yesus segera dihentikan karena kebijakan tersebut merupakan program kepentingan penguasa dan pengusaha.
- Dengan tegas kami minta kepada Pemerintah Kabupaten Intan Jaya dalam hal Ini, PJ. Bupati Intan Jaya dan Kepala Dinas Pariwisata segera mencabut izin pembangunan tempat Wisata Patung Tuhan Yesus.
- Kami minta kepada tiap Tokoh Agama, Masyarakat agar bersama Tolak dan jangan terprovokasi dengan Program Jakarta Melalui Militer dan Pemerintah Intan Jaya.
- Kami dengan tegas menolak operasi tambang PT BLOK WABU di Intan Jaya.
- Kami meminta kepada pemerintah Indonesia segera tarik TNI/POLRI organik maupun non organik dari Kabupaten Intan Jaya dan seluruh Papua.
- Kami Mahasiswa dan Pelajar bersama rakyat Intan Jaya dengan tegas menolak 100% segala bentuk program yang merugikan rakyat di Intan Jaya.
- Hutan Intan Jaya dan Papua bukan milik negara tapi tanah milik masyarakat adat, sesuai Undang-undang No 5 Tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok-pokok Agraria, dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam Pasal 1 dan 2 tentang pelaksanaan hak ulayat dan hak-hak yang serupa dari masyarakat hukum adat.
[Editor: Maksimus Syufi]