Direktur LP3BH: Tidak Ada Kemauan Negara Untuk Selesaikan Persoalan Papua

PAPUA, diptapapua.com – Dalam talk show (SABDA DAN NADA PERDAMAIAN PAPUA), memperingati hari perdamaian sedunia 21 September, Direktur Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, Yan Christian Warinussy. SH mengatakan bahwa negara tidak punya kemauan untuk selesaikan persoalan Papua yang telah terjadi lebih dari 50 tahun.

“Konflik yang terjadi di Papua, tidak pernah terselesaikan karena negara tidak punya kemauan baik untuk  menyelesaikan konflik yang berlangsung lebih dari 50 tahun,” kata Direktur Eksekutif LP3BH Manokwari dalam talk show yang bertema “BERSAMA MENDAMAIKAN PAPUA”.

Ia mengatakan, negara selalu gunakan pendekatan aparat TNI/POLRI semenjak bergabungnya Papua ke dalam bingkai NKRI.

“Bersamaan dengan bergabungnya Papua ke dalam NKRI, pendekatan militer selalu digunakan untuk hadapi persoalan Papua,” tutur pengacara ini.

Negara selalu gunakan peristiwa pembunuhan di Papua untuk menjadi alasan agar terus mendatangkan aparat keamanan dalam jumlah yang banyak. Warinussy mencontohkan pembunuhan terhadap seorang Pendeta di Intan Jaya beberapa hari lalu “Peristiwa itu akan menjadi alasan bagi negara untuk hadirkan TNI/Polri di Papua”.

Pihaknya mengaku tidak terkejut dengan informasi terkait pembunuhan di Papua seperti seorang Pendeta belum lama ini. Hanya tidak ada upaya untuk selesaikan secara hukum.

“Kami tidak terkejut karena pembunuhan di Papua itu berulang kali terjadi. Namun seharusnya dibawa ke ranah hukum sehingga diketahui secara jelas, siapa sebenarnya pelaku,” ujar Warinussy.

Menurutnya, persoalan di Papua ini harus diselesaikan dengan dialog yang menghadirkan seluruh pihak. “Hingga pada era Presiden Jokowi, tidak ada kemauan untuk lakukan dialog dengan semua pihak, seperti Agama, masyarakat sipil, termasuk OPM/TPNPB, TNI/Polri dan yang lainnya,” urainya.

Namun, hal itu tidak dilakukan sehingga sulit sekali untuk selesaikan persoalan Papua. “Ini akan mengakibatkan angka pelanggaran HAM yang terjadi di Papua terus melonjak,” pungkasnya. (N/F: Maxi)

"Obor Untuk Papua"

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles

Praktek ‘Apropriasi’ Budaya Papua oleh Warga Jember saat Karnaval Budaya

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Kasus diskriminasi terhadap mahasiswa asal Papua kerap terjadi, termasuk di Kabupaten Jember. Salah satunya dialami oleh Kostantina (24),...

Saat Yudisium, Mahasiswa Papua Kampus Unram Dikriminalisasi Pihak Kampus

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pasca Gelar Yudisium Fakultas Hukum Universitas Mataram (Unram), Security kampus dan Intelijen Kriminalisasi dan Intimidasi Mahasiswa Papua di Universitas...

Misa Perdana Pater Kristian Sasior Diiringi Tarian Adat Suku Irires

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Prosesi tarian adat Suku Irires mengiringi Misa Perdana Pater Kristian Sasior. OSA di Gereja Katolik Santa Maria Asiti,...

Alokasi Dana Pemilu Bermasalah, KPK Diminta Periksa KPU Tambrauw

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pengalokasian dana persiapan pemilihan umum (Pemilu) dikatakan bermasalah. Hal itu disampaikan oleh Yance Akmuri, selaku ketua Panitia Pemilihan...

IPMKR Sorong Luncurkan Website Berita: Demi Permudah Publikasi Informasi

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Bertepatan saat Musyawarah Besar, Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kebar Raya (IPMKR) luncurkan Website berita resmi milik IPMKR. Situs berita...