ESAI (III): Cinta di Kiri Jalan

DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –

Oleh: Maksimus Syufi)*

Pada sebuah sore yang jahat, langit di Kota Rasis itu memerah dan membakar mawar berduri di Kiri Jalan.

Mawar itu adalah saya, mawar itu adalah ko. Kita, dua jiwa pemberontak tersisa di persimpangan jalan, yang selalu berbisik perihal Cinta dan Revolusi.

Di tanggal satu, bulan ke-dua belas, di antara ribuan pucuk M16 milik Anjing kolonial, pertumpahan darah, suara tangis, rintihan derita, teriakan merdeka bergema di tiap megafon.

Di sepanjang Trotoar, di jalanan kota tua yang riuh, kita bentangkan poster serta spanduk yang berisi bercakan darah orang Papua. Ayat-ayat dalam kitab Cinta dan Revolusi, terus terdengar di jalanan tua itu.

Para bangsat berseragam coklat, membunyikan M16 dan mengusir kita. Poster dirobek, spanduk dibakar, megafon di tangan kiri dirampas, kami dipukul, kami diinjak, kami diludahi, ahkkk aparat keparat.

“Kami akan mati karena menjadi Papua” bisikku kepadanya, mawar berduri itu.

Kami dipaksa untuk bersumpah atas nama NKRI harga mati, atas nama pancasila, atas nama merah putih, kami dipaksa untuk menjadi Indonesia. Karena, karena “lahir sebagai orang Papua adalah salah”! kata mereka.

Tapi tidak, kami tak mungkin bersumpah untuk duka yang kesekian kali di Papua.
Kami tak mungkin bersumpah untuk Nopelinus Sondegau yang ditembak, kami tak mungkin bersumpah untuk Oce Belau yang ditembak, Kami tak mungkin bersumpah untuk Evalina Aimau yang mati di Pengungsian, kami tak mungkin bersumpah untuk Nduga, Puncak Papua, Intan Jaya, Timika, Maybrat, Yahukimo, dan Papua yang mengungsi.

Kami telah bersepakat untuk pegang tali komando dan tetap berdiri tegak di titik aksi. Hingga pada waktunya, sang fajar itu akan terbit sebagai cahaya harapan bagi manusia tersisa di tanah Melanesia.

Penulis adalah Mahasiswa Jalanan di Kota Rasis yang Selalu Mengemis Cinta dan Revolusi di Kiri Jalan)**

"Obor Untuk Papua"

Related Articles

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles

Praktek ‘Apropriasi’ Budaya Papua oleh Warga Jember saat Karnaval Budaya

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Kasus diskriminasi terhadap mahasiswa asal Papua kerap terjadi, termasuk di Kabupaten Jember. Salah satunya dialami oleh Kostantina (24),...

Saat Yudisium, Mahasiswa Papua Kampus Unram Dikriminalisasi Pihak Kampus

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pasca Gelar Yudisium Fakultas Hukum Universitas Mataram (Unram), Security kampus dan Intelijen Kriminalisasi dan Intimidasi Mahasiswa Papua di Universitas...

Misa Perdana Pater Kristian Sasior Diiringi Tarian Adat Suku Irires

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Prosesi tarian adat Suku Irires mengiringi Misa Perdana Pater Kristian Sasior. OSA di Gereja Katolik Santa Maria Asiti,...

Alokasi Dana Pemilu Bermasalah, KPK Diminta Periksa KPU Tambrauw

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pengalokasian dana persiapan pemilihan umum (Pemilu) dikatakan bermasalah. Hal itu disampaikan oleh Yance Akmuri, selaku ketua Panitia Pemilihan...

IPMKR Sorong Luncurkan Website Berita: Demi Permudah Publikasi Informasi

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Bertepatan saat Musyawarah Besar, Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kebar Raya (IPMKR) luncurkan Website berita resmi milik IPMKR. Situs berita...