Generasi Papua Hidup Untuk Belajar

Oleh: Ever Otniel Asentowi

Generasi  Papua hidup untuk belajar, Belajar hidup untuk generasi  Papua. Hal ini dikategorikan untuk saling berinteraksi atau saling memenuhi  apa yang ada pada  kita generasi Papua dan hidup untuk belajar. Kita melihat kembali pada  anak singa yang baru meranjak dewasa pasti belajar mengintai dan menerkam mangsanya. Sedemikian anak burung  yang diajarkan agar bisa terbang. Hewan saja belajar apalagi kita yang mahkluk istimewa ini.

Akan  tetapi, apa sebetulnya yang kita lakukan, apakah kita belajar untuk hidup ataukah hidup untuk belajar ? tetapi pandangan kita pasti berbeda- beda tentang  belajar untuk hidup dan hidup untuk belajar! baiklah kita lihat apa yang sebenarnya terjadi. Dalam pandangan saya  belajar adalah suatu proses  yang ada pada kita generasi Papua  untuk mengubah pandangan atau cara berpikir  tentang diri kita dan lingkungan alam Papua.

Belajar  harus dikondisikan  melalui perilaku, niat, cita-cita, dan bantuan dorongan dari orang tua,  orang-orang yang di sekitar kita dan lingkungan di sekitar kita. Belajar itu rekonstruksi mental untuk menghadapi apa yang diajarkan dan  harus melihat kembali secara berulang –ulang.   Apa yang berbeda atau tidak dalam diri kita  generasi Papua. Kita  generasi  Papua  belajar  untuk   memahami dan memandang arti dan peristiwa ,  agar menimbulkan arti yang baru dan hubungan yang baru atau menimbulkan peristiwa yang lampau dan peristiwa yang baru.

Belajar ialah  proses  di mana tiap manusia memiliki peniruan perilaku dalam  hal ini,  istilahnya  tujuh keturunan  atau keluarga yang sifat baik  ataukah jahat  maka seterusnya juga bersifat baik  ataukah buruk  dan belajar sesuai perkembangan, istilahnya pada pagi hari kita mau pergi sekolah mandi bebek pada dunia menuju perkembangan. Dalam dunia perkembangan mau mandi bebek tetapi takut baunya dicium teman-teman dan diketawain.  Belajar adalah perubahan. Apa yang berubah?

  1. Kita generasi Papua harus  belajar merubah pikiran dengan jalan  terbaik menambah,  menganalisis, menilai hal-hal yang merugikan atau tidak merugikan, menata ulang dan mengaplikasikan informasi yang ada di dalam pikiran kita penerus negeri Papua.
  2. Kita generasi Papua harus belajar mengubah perasaan . tetapi yang dimaksud di sini adalah perasaan berarti  bukan emosi,    Melainkan sikap, nilai –nilai  hidup dan  perasan cinta akan alam ,negeri yang kita generasi Papua memiliki atau mengambil dari nenek moyang. Kita penerus negeri Papua mengubah diri sendiri ke hal- hal  masa depan ,memiliki gagasan dalam diri sendiri, dan komitmen  nilai-nilai yang hidup dalam diri sendiri dan alam yang di tanah tercinta Papua.
  3. Kita generasi Papua harus belajar untuk mengubah tindakan –tindakan , cara kerja,  gaya hidup, praktek dan jalani hidup di tanah Papua.

Belajar agar menjadi generasi yang lain dan  baru dalam arti tidak mendatangkan kerugian yang besar bagi siapapun dan   terhadap tanah tercinta Papua. Tetapi harus berguna bagi negeri Papua, tanah air tercinta Papua  dan orang tua yang kita kasihi dengan penuh emas yang di dalam lubuk hati atau orang di sekitarnya.  Biasanya  kita menganggap belajar itu untuk menambah pengetahuan, dari belum tahu menjadi tahu tetapi itu berarti kita salah dalam memahami belajar.

Belajar dari umur 4 tahun sampai  mengakiri hidup di  dunia. Mengapa ? karena belajar  atau mengetahui satu materi ini belum tentu mengetahui materi lainnya. Maka dari itu belajar  terus menerus selagi masih napas di dunia ini agar kita bisa mengetahui berbagai materi maupun non materi. Dalam arti yang  sempit kita penerus negeri papua belajar untuk hidup, sama seperti burung yang belajar terbang. Kita belajar karena bertujuan untuk mendapatkan ijazah atau gelar. Biasa disebut sukses dalam study (belajar) tetapi belajar ini sampai akhir napas. Dalam segi lain itu menaikan anak tangga  masyarakat yang lebih tinggi .

Dalam arti menaikan derajat keluarga dan  akan lupa daerahnya. Negara ini memiliki belajar yang bertujuan  mencari karir, gengsi, kedudukan juga kekuasaan. Belajar yang saya amati dalam negeri Papua adalah  belajar sekian tahun jika tujuan tercapai maka berhenti baca buku atau belajar.

Untungnya belajar mempunyai arti atau manfaat  yang  luas dalam dunia misalnya luas untuk  kita generasi Papua mengembangkan mutu, luas pemahaman bagi kita  generasi Papua, sikap diri kita dan orang lain, atau menghargai dan setia terhadap yang  menciptakan bumi ini. Apa bedanya dengan  anak burung yang belajar terbang untuk hidup. Maka kita pun sama belajar untuk hidup.

Kita sebagai generasi tanah Papua belajar mulai dari mengenal diri, maka ada kepastian untuk mengenal orang lain. Karena belajar mengetahui kemampuan dan kelemahan kita penerus tanah Papua agar bisa diperbaikinya. Kita  harus belajar menerima orang lain  dengan apa adanya, asalkan jangan lupa belajar memperhatikan kemunafikan yang bakal terjadi.

Baca juga: Usaha Kemerdekaan Papua

Untuk melihat  kembali ke negeri yang penuh kekayaan, apakah dalam genggaman penindasan ataukah dalam genggaman kebebasan atau sosialis dari penindasan. Kita generasi Papua harus belajar  jujur dalam kehidupan. Karena hidup ini diibaratkan seperti  uap air panas saat api masih menyala di bawah tempat memasak air, jika api padam maka uap pun  ikut  berhenti . Belajar  bijak, mengatur waktu , bertanggung jawab, membedakan mana yang baik dan buruk  di negara ini. Penerus negeri Papua kita harus bijak dalam kata hati karena hati kita adalah hati yang nurani dan mulia. Maka hargai kita hidup di tanah emas  Papua. Tunas tanah Papua  harus penuh belajar, bukan di sekolah saja, di mana-mana selagi keadaan menyetujui dan yang paling penting adalah mengambil pengalaman dari parah tokoh yang hebat seperti salah satu tokoh yang hebat di Negara Kuba, yaitu: CHE Guevara.

Untuk melihat kembali ke  negeri Papua. Apa dalam genggaman penindasan ataukah dalam genggaman kebebasan dan sosialis ?. Dan melihat apa yang akan terjadi kepada kita orang Papua di dalam pangkuan  negara ini. Apakah kita tidak meneteskan air mata ataukah tiap saat meneteskan air mata? Kita  orang Papua tidak mengalami penderitaan atau derita ini?  Apakah alam kita dikuras atau tidak ? . Maka  pertanyaan –pertanyaan ini ada pada kita penerus Papua.

Untuk menghapusnya dan menghilangkan atau tidak ?  tetapi kita perlu  ingat bahwa  nenek moyang kita  orang Papua hidup dengan penuh senyum bersinar  seperti cahaya malaikat  di surga dan hati penuh kedamaian tanpa noda pun. Nasib tanah Papua ada di tangan kita orang asli Papua dalam  menuju kemakmuraan. Bila  perlu,  kita harus  tahu  bahwa negara yang menjajah selalu berpolitik yang modus tanpa kelihatan dari luar. Istilahnya rumah yang mewah bagian luar tetapi di dalam rumah  penuh gelap. Hingga kita tidak bisa mengetahui apa isi dalam rumah itu. Kita tunas Papua harus belajar dan semangat untuk membuka  pintu rumah itu agar terang di dalam rumah.

Penerus negeri Papua belajar untuk  melihat dan harus merasakan apa yang membuat kita hingga bisa saling membunuh, mengkhianati, lupa saudara, Bapa, Mama dan orang yang ada di sekitar lingkungan bumi Papua ini. Ingat di negara ini tetap di luar Papua  atau pulau-pulau lain yang sudah penuh perkembangan yang megah. Sangat meyakitkan adalah pandangan terhadap bumi Cenderawasih alias Papua kita masih kuno, wajah menyeramkan, makan manusia,  hal ini saya mengalami dari teman-teman saat kuliah di luar Papua. Sangat kaget  dan  hati ceria itu menjadi teduh dan sedih. Saya merespon hal itu dengan jawaban kita sudah mengenal Allah dan  itu kita sudah hilangkan bersama misionaris.   Yang paling  aneh  adalah nama Papua itu belum dikenal di pulau lain, tetapi yang dikenal adalah Irian Jaya. Mengherankan sekali, itu karena sejarah Papua dikubur oleh negara ini. (**)

"Obor Untuk Papua"

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles

Praktek ‘Apropriasi’ Budaya Papua oleh Warga Jember saat Karnaval Budaya

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Kasus diskriminasi terhadap mahasiswa asal Papua kerap terjadi, termasuk di Kabupaten Jember. Salah satunya dialami oleh Kostantina (24),...

Saat Yudisium, Mahasiswa Papua Kampus Unram Dikriminalisasi Pihak Kampus

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pasca Gelar Yudisium Fakultas Hukum Universitas Mataram (Unram), Security kampus dan Intelijen Kriminalisasi dan Intimidasi Mahasiswa Papua di Universitas...

Misa Perdana Pater Kristian Sasior Diiringi Tarian Adat Suku Irires

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Prosesi tarian adat Suku Irires mengiringi Misa Perdana Pater Kristian Sasior. OSA di Gereja Katolik Santa Maria Asiti,...

Alokasi Dana Pemilu Bermasalah, KPK Diminta Periksa KPU Tambrauw

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pengalokasian dana persiapan pemilihan umum (Pemilu) dikatakan bermasalah. Hal itu disampaikan oleh Yance Akmuri, selaku ketua Panitia Pemilihan...

IPMKR Sorong Luncurkan Website Berita: Demi Permudah Publikasi Informasi

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Bertepatan saat Musyawarah Besar, Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kebar Raya (IPMKR) luncurkan Website berita resmi milik IPMKR. Situs berita...