DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –
(Oleh: R Wonda)
Perang antara Pemberontakan West Papua dan Pemerintah NKRI yang kini juga berlangsung melalui Media mainstream antara lain adalah, Upaya merebut kepercayaan publik agar tetap dianggap benar atas tindakan kekerasan.
Ketika informasi penembakan terhadap masyarakat sipil itu terjadi, hal ini akan menjadi pertanyaan siapakah yang melakukan Pembunuhan! Pemberontak atau Negara?
Untuk mengetahui kebenarannya, tentu kita harus melihat beberapa pengalaman yang sudah terjadi sebelum Abad ini.
Perang Dunia II merupakan perang terbesar yang terjadi di era modern. Begitu banyak perubahan geopolitik yang disebabkan olehnya, termasuk gelombang kemerdekaan wilayah jajahan kolonial di Asia Pasifik.
Namun, tahukah Anda apa penyebab Perang Dunia II?
Sejarah umum menyebut Perang Dunia II meletus setelah Jerman melakukan serangan militer ke wilayah Polandia pada 1 September 1939. Alasannya adalah Jerman, yang kala itu dipimpin oleh Adolf Hitler, mendapat invasi terlebih dahulu dari Polandia, sehari sebelumnya.
Namun, fakta sebenarnya tidak seperti itu. Salah seorang jenderal SS yang bernama Alfred Naujocks, memimpin enam perwira untuk melakukan penyamaran sebagai tentara pemberontak Polandia. Mereka menculik seorang petani Polandia bernama Franciszek Honiok, kemudian membius dan membawanya ke sebuah radio milik Jerman di kota Gliwice, sekitar 6,4 kilometer dari wilayah perbatasan. Di sana, mereka berpura-pura menyiarkan berita bahwa stasiun radio tersebut telah dikuasai oleh pemberontak Polandia. Mereka juga memperingatkan, dalam waktu dekat, akan menyerang Jerman.
Inilah yang kemudian menjadi alasan bagi Jerman untuk menginvasi (mengirim Militer) ke Polandia, hingga pada akhirnya memicu perang aliansi secara besar-besaran di Eropa.
Rangkaian peristiwa ini adalah, perang yang disebabkan oleh berita Hoax. Ketika kita mendengar kata Pemberontakan maka kita tau bahwa, Pemberontakan itu lahir dari penindasan. Jadi di sini Polandia sebagai Negara Tertindas, dan Jerman saat itu adalah Penjajah.
Berdasarkan geografis, Wilayah Polandia itu mengandung tembaga, gas alam, batu bara, timah, seng, belerang. Cadangan batu bara yang melimpah menjadikan Polandia sebagai produsen dan pemasok utama yang terkenal didunia.
Maka jelas dinamika ini adalah, permainan Negara Penjajah untuk menguasai sumber kekayaan Alam di Polandia saat itu. Tapi memuat berita atas kematian masyarakat sipil akibat invasi Militer Jerman itu seakan-akan Pemberontak Polandia adalah Pelaku. Ini adalah contoh bagaimana Penjajah itu tidak mau mengakui kesalahannya atas tindakan kekerasan hingga Pembunuhan terhadap masyarakat sipil yang tidak berdosa.
Kita masih bicara tentang Hoax dan kali ini terkait beberapa Media yang memuat kejadian pembakaran rumah Adat (Honai) di Intan Jaya yang berkaitan dengan insiden penyanderaan Pilot asal Selandia.
Berikut tulis media detik.com:
“Tak terhitung, jumlah KKB melakukan pembakaran rumah Honai warga dan kemudian melakukan teror. Lalu kemudian mereka menyebarkan ke media sosial pembakaran itu dilakukan oleh TNI,” ungkap Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Herman Taryaman kepada wartawan, Selasa (11/4/2023).
Herman mengatakan KKB membakar rumah di Kampung Mbamonggo, Distrik Agisiga, Intan Jaya, Selasa (11/4). Aksi teror KKB ini meresahkan warga karena diiringi kabar hoax. Sumber berita Detikcom ini dari versi aparat TNI-POLRI yang dikirim untuk mengejar Pilot Susi Air dan sekaligus beroperasi di Blok Wabu.
Tetapi sebelumnya juga ada laporan tentang kasus yang sama pada 04 April 2023. Yaitu dari Koordinator Wilayah Gereja Kemah Injil Indonesia atau GKII, menyatakan pada akhir Maret hingga awal April terjadi sejumlah pembakaran rumah warga dan penangkapan warga sipil dalam rangkaian pengejaran kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB oleh pasukan TNI/Polri di Kabupaten Puncak.
“Kami sudah memastikan warga di Distrik Oneri, bahwa benar ada pengejaran terhadap TPNPB untuk membebaskan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, dan aparat keamanan membakar rumah atau honai warga serta menangkap warga”.
Wakerkwa mengatakan pihaknya tidak mengetahui alasan penangkapan warga sipil di Distrik Oneri. Ia menyatakan GKII juga masih memastikan jumlah warga sipil yang ditangkap di sana. “Kami harap agar warga sipil yang ditangkap bisa dipulangkan ke rumahnya, agar mereka bisa berkumpul dengan keluarganya,” katanya.
Sumber berita JUBI ini data dari Gereja Kemah Injil (GKII) yang merupakan bagian dari Koordinator Wilayah setempat dan sedang memastikan kenyamanan warga atau jemaatnya.
Dua media yang sangat kontroversial dengan situasi objektif di tanah Papua ini, menjadi kontradiksi terhadap publik. Banyak opini yang melatarbelakangi berbagai kepentingan untuk saling mendukung yang tidak benar dan menyalahkan kebenaran. Sebagaimana yang terjadi di masa perang dunia ll, bagaimana Hoax itu diciptakan untuk membenarkan kebohongan atas realitas yang telah terjadi.
Jadi Papua itu adalah wilayah yang diketahui terkandung beragam sumber daya alam yang tidak terkalahkan nilainya, yang tak mengenal batas di mata ekspedisi penguasa global.
Sudah 60 tahun lebih, Indonesia menduduki wilayah Papua sebagai kekuasaan Politik yang didorong oleh Penguasa Amerika Serikat.
Ketika Internasional menetapkan TPNPB sebagai pemberontak, itu artinya publik mengakui bahwa di Papua itu ada Penindasan. Sebutan KKB, KST, separatis-Teroris, dan lain sebagainya itu hanyalah bagian dari opini yang mencoba tenggelamkan Nama TPNPB sebagai Pemberontakan West Papua.
Sejauh ini kabar tentang Pembunuhan warga sipil dari Tanah Papua itu karena ditembak oleh TNI-POLRI. Tapi Media Nasional, mainstream, dan sampai informasi melalui silaturahmi warganet juga termasuk Pendidikan itu tidak seperti realita di lapangan. TPNPB distigma sebagai KBB, KST, separatis-Teroris itu untuk dipolitisir oleh pemerintah NKRI agar Warga Indonesia percaya bahwa Pelaku Pembunuhan itu TPNPB.
Maka berdasarkan sejarah dan kondisi kongkrit di Papua bahwa, tidak ada Kebenaran yang dimuat oleh media Pemerintah NKRI atas kondisi Papua saat ini. Artinya yang buat HOAX itu adalah Indonesia.
TPNPB itu adalah Orang asli Papua yang muak dengan kebijakan pemerintah NKRI, dengan kesadaran atas penindasan ini, orang asli Papua bersatu di garis komando Perjuangan Pembebasan Nasional Papua Barat untuk melawan kejahatan Pemerintah NKRI di atas Tanah Papua.
Oleh karena itu, siapapun yang meliput berita dan mencemarkan Nama baik TPNPB Dengan stigma-stigma KKB dan lainnya adalah, berita yang dilatar-belakangi oleh kepentingan Penjajah. Maka berita itu dianggap HOAX.