Oleh: Roberth Yewen
Kota Jayapura atau yang sering disebut sebagai Kota Port Numbay atau Kota Holandia adalah salah satu kota tertua di Papua dan merupakan ibu kota Provinsi Papua. Tidak hanya itu, Jayapura merupakan tempat para mahasiswa mengejar cita-cita dan masa depannya. Sehingga tak salah jika negeri matahari terbit ini disebut sebagai kota pendidikan (student city).
Memang Kota Jayapura menjadi salah satu tempat yang selama ini memberikan ruang kepada siapapun untuk tinggal dan melaksanakan aktivitas sehari-harinya sebagai pegawai negeri sipil (PNS), pegawai swasta, dan para mahasiswa yang mengejar cita-cita di berbagai universitas dan sekolah tinggi yang ada di Kota Jayapura.
Tak salah jika Walikota Jayapura, Benhur Tommy Mano, mengatakan bahwa kota ini merupakan rumah bersama (shared house) atau honai bersama bagi semua orang yang tinggal dan mendiami di kota yang sudah berusia 107 tahun ini.
Kata Black Sweet dalam lagunya berjudul “Mutiara yang ku sayangi” mengisahkan tentang Jayapura tempat yang kutinggalkan ku pergi untuk kembali lagi. Artinya siapapun yang datang dan tinggal di sini tidak akan pernah melupakan Jayapura sebagai shared house atau honai bersama yang tak pernah dilupakan.
Sebagai student city atau kota studi, maka Jayapura merupakan salah satu tempat yang banyak mengajarkan tentang perjuangan (struggle) dan kerja keras (hard work) serta mengajarkan tentang suka dan duka dalam menghadapi setiap liku-liku kehidupan yang datang silih berganti, bagaikan angin yang datang siang dan malam.
Kota Toleransi dan Pendidikan
Jayapura adalah salah satu kota toleransi (city tolerance) di Papua yang mengajarkan tentang bagaimana mewujudkan persatuan (unity) Indonesia tanpa adanya perbedaan (difference) agama, suku, ras, dan lain-lain. Semua orang diberikan kebebasan (freedom), untuk bersama-sama membangun Kota Jayapura, sambil bersama-sama ikut menjaga toleransi yang sudah terbina selama 107 tahun ini.
Siapapun bisa datang dan bekerja maupun melanjutkan pendidikan di Kota Jayapura, asalkan tetap menjaga nilai-nilai toleransi (tolerance) seperti, menjaga persatuan dan kesatuan (unity and unity), kebersamaan (togetherness), saling menghormati (mutual respect) antara yang satu dengan yang lain serta menciptakan kedamaian (peace) di tanah ini.
Jayapura menjadi barometer atau acuan dalam setiap pembangunan yang ada di berbagai daerah atau kabupaten/kota di Provinsi Papua dan Papua Barat. Salah satunya adalah kota ini merupakan tempat pendidikan (student), sehingga banyak orang berlomba-lomba untuk datang melanjutkan dan menyelesaikan pendidikannya di kota yang dijuluki hongkong di malam hari ini.
Banyak sekolah, mulai dari PAUD, SD, SMP. SMA dan SMK, serta perguruan tinggi negeri dan swasta yang berada di Kota Jayapura. Selain itu, banyak asrama siswa dan mahasiswa bertebaran di mana-mana bagaikan jamur tumbuh di musim hujan. Hal inilah yang membuat Kota Jayapura dijuluki sebagai kota pendidikan atau student city.
Jayapura, Honai Yang Tak Pernah Dilupakan
Seiring turunnya kabut di senja hari yang menutupi alam di lembah sunyi, burung malampun ikut beryanyi, menyanyikan lagu kerinduan hati. Buah matoa telah mewanggi, memerah bagai burung cenderawasih, dari kejauhan terlihat samudera, merentang luas bagai permadani. Alangkah indah alam di bukit ini, di atas Kota Jayapura, sekali aku tertuduk di sini terasa enggan untuk pergi. Demikian ungkapan sebuah lagu yang diciptakan oleh Benny Panjaitan dan dinyanyikan oleh Trio Ambisi.
Lagu ini mengambarkan tentang Kota Jayapura sebagai rumah atau honai (house) bersama yang menjadi tempat bagi semua orang (every one), tanpa memandang suku (tribe), ras (race), agama (religion), latar belakang pendidikan (study), dan pekerjaan (work), untuk datang dan tinggal di sini.
Kota Jayapura memberikan sebuah suasana yang berbeda dengan kabupaten/kota lainnya di Papua, sehingga tak salah jika kota yang dulu diberi nama Soekarnopura ini memiliki daya tarik tersendiri bagi semua orang dan menjadi salah satu kota yang tak pernah dilupakan bagi mereka yang pernah tinggal dan menjalani sebagian dari lika-liku kehidupan di negeri yang berbatasan langsung dengan Papua New Guinea (PNG) ini.
Ada pepatah mengatakan bahwa walaupun jauh di mata, tetapi selalu dekat di hati. Hal ini membuktikan bahwa banyak orang, terutama para mahasiswa yang merupakan kalangan muda ketika menyelesaikan studi di Kota Jayapura dan hendak pulang ke daerahnya masing-masing, tetapi Jayapura tak pernah terlupakan dalam setiap benak dan kehidupan mereka sehari-hari.
Bagi mereka (mahasiswa) Kota Jayapura telah menyimpan sejuta pengalaman (experience) dan menjadi saksi perjalanan hidup mereka sehari-hari, terutama selama menempuh pendidikan (student) di berbagai jenjang pendidikan atau sekolah dan perguruan tinggi yang ada di negeri di bawah kaki gunung cycloop ini. Kota Jayapura adalah rumah bersama atau honai bersama atau shared house yang tak pernah dilupakan oleh siapapun. (*).