Kacamata Minus Melihat Papua

Oleh: Ahimsa Sedik

 

Berawal dari nalar buruk A menuju B, yang dapat membuat orang-orang tidak tahu bahwa kami orang Papua juga bisa seperti mereka, bahkan lebih dari mereka. Tidak tahukah kalian bahwa kehidupan ini seimbang, Tuan dan Nyonya-nyonya. Barang siapa memandang pada latar belakangnya saja, berarti dia sedang sakit jiwa “Gila”.

Jika pandang kami dari kacamata minus, orang-orang Papua ini miskin, jahat, kotor, tidak berpakaian dan kami belum memiliki segalanya seperti yang dimiliki kalian. Ya, itulah kami orang papua yang hidup sesuai dinamika kehidupan di bumi ini. Apakah kalian yang memandang kami orang Papua dari kacamata minus itu kurang berpengetahuan atau kalian itu alien?.

Apakah kalian tahu tentang kami orang Papua ?                                       Sedangkan, kami orang Papua sangat tahu tentang Candi Borobudur, kami sangat tahu tentang kerajan Sriwijaya, kami sangat tahu tentang kerajan Majapahit, kami sangat tahu tentang Gunung Merapi, kami sangat tahu tentang Merbabu, kami sangat tahu tentang Danau Toba, kami sangat tahu tentang kalian dan apa yang menjadi kepunyaan kalian, karena kami diajarkan tentang itu semenjak di SD (Sekolah Dasar).

BEBAS !!! BEBAS !!!BEBAS !!!                                                                          Seperti yang dikatan pengacara, politikus dari Afrika Selatan, Nelson Mandela, “Menolak pemenuhan hak asasi manusia berarti menantang kemanusiaan itu sendiri. Membuat seseorang berada dalam penderitaan dengan kelaparan dan hidup yang penuh kekurangan (kemiskinan) berarti tidak memanusiakan mereka. Namun, hal-hal tersebut merupakan nasib buruk yang menimpa semua orang kulit hitam di negara kita di bawah sistem apartheid”.

Kami orang papua ingin, MERDEKA !                                                                       Kata merdeka, itu hanya imajinasi kami orang Papua. Jika orang-orang tidak berimajinasi berarti di dunia ini tidak anda yang namanya Seniman, Filsuf dan yang di sebut mimpi yang terwujud. Semoga!

*Penulis adalah seorang Notes Imajinasi

"Obor Untuk Papua"

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles

Praktek ‘Apropriasi’ Budaya Papua oleh Warga Jember saat Karnaval Budaya

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Kasus diskriminasi terhadap mahasiswa asal Papua kerap terjadi, termasuk di Kabupaten Jember. Salah satunya dialami oleh Kostantina (24),...

Saat Yudisium, Mahasiswa Papua Kampus Unram Dikriminalisasi Pihak Kampus

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pasca Gelar Yudisium Fakultas Hukum Universitas Mataram (Unram), Security kampus dan Intelijen Kriminalisasi dan Intimidasi Mahasiswa Papua di Universitas...

Misa Perdana Pater Kristian Sasior Diiringi Tarian Adat Suku Irires

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Prosesi tarian adat Suku Irires mengiringi Misa Perdana Pater Kristian Sasior. OSA di Gereja Katolik Santa Maria Asiti,...

Alokasi Dana Pemilu Bermasalah, KPK Diminta Periksa KPU Tambrauw

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pengalokasian dana persiapan pemilihan umum (Pemilu) dikatakan bermasalah. Hal itu disampaikan oleh Yance Akmuri, selaku ketua Panitia Pemilihan...

IPMKR Sorong Luncurkan Website Berita: Demi Permudah Publikasi Informasi

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Bertepatan saat Musyawarah Besar, Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kebar Raya (IPMKR) luncurkan Website berita resmi milik IPMKR. Situs berita...