Kekurangan Air Bersih di SP 3, Kampung Bumi Saniari, Kabupaten Teluk Bintuni

Penulis: Yohanis Nauw

Kampung Bumi Saniari atau tepatnya di SP 3 merupakan salah satu daerah transmigrasi yang berada di Distrik Manimeri, Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat. Menurut bahasa daerah setempat, Bumi Saniari diartikan sebagai tempat berminyak (penuh dengan minyak bumi). Kampung ini (Bumi Saniari) terbentuk Sejak Tahun 1996 dan kini Bumi Saniari merupakan pusat kantor pemerintahan di Kabupaten Teluk Bintuni. Tak heran, jika Para pejabat daerah seperti Bupati, Sekretaris Daerah, dan lainnya bermukim juga di Kampung Bumi Saniari.

Dua gambar yang menunjukkan kampung Bumi Saniari pada era Soeharto. (Foto: Yohanis Nauw)

Semenjak terbentuknya Kampung Bumi Saniari hingga saat ini, masyarakat sangat sulit untuk mendapatkan air bersih. Hal ini disebabkan oleh letak geografisnya yang berada di tempat perminyakan dan tidak memungkinkan untuk melakukan pengeboran air bersih atau pembuatan sumur.

Pusat perkantoran di Kampung Bumi Saniari, kini. (Foto: Yohanis Nauw)

Untuk mendapatkan air bersih, setiap hari masyarakat yang bermukiman di Bumi Saniari susah payah untuk pergi ke  tanah R, salah satu lokasi yang memiliki sumber air (mata air), agar dapat mengambil air bersih yang digunakan sebagai keperluan rumah tangga seperti mencuci, mandi dan sebagainya. Terkadang jika musim kemarau, mata air ini pun sering mengalami kekeringan, sehingga masyarakat harus berupaya  mengambil air lagi di sungai Muturi, salah satu sungai yang jaraknya sekitar 3 kilo meter dari Kampung Bumi Saniari. Hal ini menjadi keluhan yang sangat serius bagi masyarakat yang berada di Kampung Bumi Saniari.

Terlihat warga kampung Bumi Saniari sedang mengambil air di Tanah R . (Foto: Yohanis Nauw)

Seorang warga Kampung Bumi Saniari, Sunggkowo menuturkan “saya mengambil air di tanah R, tiap pagi dan sore. Ini saya lakukan sudah lama, saya sangat berharap kepada Pemerintah Daerah agar melihat keluhan kami, apalagi kampung kami merupakan pusat perkantoran,” keluhnya. (**)

"Obor Untuk Papua"

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles

Perempuan Papua Dalam Cengkraman Kapitalisme

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Banyak orang menyuarakan tentang pembebasan perempuan dari cengkraman patriarki, kolonial atau bahkan kapitalisme. Terlepas dari semua itu, sebagian orang...

Perusahaan ‘Gelap’ Masuk di Perbatasan Intan Jaya dan Waropen

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Beredar di media sosial, terdapat sebuah perusahaan yang masuk secara 'Ilegal' atau tidak mengantongi izin dan mulai beroperasi di...

Puluhan TNI Siksa Warga Sipil di Puncak Jaya

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pada Kamis lalu (13/03/2025), puluhan aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyiksa 5 warga sipil di Kota Baru, Mulia, Puncak...

Menjawab Tantangan Kesehatan di Kabupaten Pegunungan Bintang Dengan 4 Jurus

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Latar Belakang Kabupaten Pegunungan Bintang, yang beribu kota di Oksibil, merupakan salah satu daerah terpencil di Provinsi Papua...

Buku Karya Nyamuk Karunggu Ditahan Perpusnas RI

DIPTAPAPUA.con - Obor Untuk Papua -Nyamuk Karunggu melayangkan surat protes kepada Presiden Republik Indonesia, Perpusnas Indonesia, Menkopolhukam dan Menteri Hukum dan HAM di Jakarta...