Ketua IMT Jayapura: Kami Kecewa Dengan Hasil Sidang yang Disampaikan Bupati Tambrauw

SORONG, diptapapua.com – Nicodemus Momo selaku Ketua Ikatan Mahasiswa Tambrauw (IMT) Jayapura, mengaku sangat kecewa dengan hasil sidang perubahan yang disampaikan Bupati Tambrauw, Gabriel Asem di Kota Sorong pada 29 September 2020.

Pihaknya sesalkan kebijakan Bupati Asem lantaran aspirasi pembangunan asrama permanen bagi mahasiswa Tambrauw di Jayapura belum diindahkan bahkan terkesan janji palsu.

“Kami sangat kecewa dengan apa yang pernah mahasiswa Tambrauw di Jayapura perjuangkan. Terkait pembangunan asrama permanen di Jayapura pernah disepakati pada 4 Desember 2019 lalu, bahwa pada sidang peprubahan 2020 akan dianggarkan untuk pembangunan asrama, namun hal itu tidak terjadi,” tutur ketua IMT Jayapura kepada diptapapua.com.

Ketua IMT Jayapura mengatakan kekecewaannya terhadap pemerintah Tambrauw karena menentang aspirasi mahasiswa yang hendak disampaikan. “Kami kecewa karena Bupati Tambrauw menentang aspirasi kami dengan mengatakan mahasiswa Tambrauw di Jayapura jadikan asrama seperti kandang, tempat mabuk dan jadi tempat tinggal suami istri,” kata Momo.

Kekecewaan ketua IMT Jayapura bersama pihaknya terkait pernyataan Bupati itu ditandai dengan aksi spontan saat sidang berlangsung di Kota Sorong, beberapa hari lalu. Dalam aksi tersebut pihak legislatif keluar dari ruang sidang dan mendengarkan langsung keluhan mahasiswa.

“Dalam aksi spontan itu, semua DPRD Tambrauw keluar dan mereka katakan bahwa akan bahas aspirasi ini lebih detail lagi dan dalam waktu dekat akan bentuk tim khusus untuk berangkat ke Jayapura dan pastikan status tanah tempat asrama akan dibangun,” beber ketu IMT Jayapura.

Dia menegaskan lagi agar DPRD Tambrauw harus kawal aspirasi mahasiswa, bukan hanya janji di atas janji. Menurutnya yang disayangkan ialah justru banyak bangunan fisik di Tambrauw yang jadi kandang.

“Jangan hanya bangun gedung banyak-banyak di Tambrauw yang kemudian jadi kandang, seperti beberapa sekolah yang dibangun tapi tidak ada proses belajar mengajar. Ini sangat merugikan,” jelasnya.

Pihaknya juga mempertanyakan sidang yang berlangsung selama empat hari itu membahas apa saja. Karena menurutnya sidang kali ini terkesan tidak menjawab aspirasi. “Sidang selama empat hari ini DPRD dan Pemerintah Tambrauw bahas apa? atau hanya habiskan waktu, karena yang Bupati Asem sampaikan tidak menyentuh aspirasi kami,” pungkas momo.

Reporter: Yanto Wabia

"Obor Untuk Papua"

Related Articles

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles

Mahasiswa Nduga dan Lanny Jaya Kota Malang Sikapi Konflik Horizontal antara Masyarakat Lanny Jaya dan Nduga

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Konflik berawal dari kasus perselingkuhan yang berujung konflik saudara di kampung Hilekma, Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua...

IPMK Kota Studi Jayapura Dukung Deklarasi Lembah Kebar Sebagai Tanah Injil dan Keadilan Ekologis

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Ikatan Pelajar dan Mahasiswa/i Kebar (IPMK) Kota Studi Jayapura mendukung deklarasi Lembah Kebar sebagai Tanah Injil dan Keadilan Ekologis...

Pernyataan Sikap Mahasiswa dan Pelajar Asal Nduga Terkait Dana Pendidikan

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Manusia Membutuhkan Pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar Manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara...

Teror Terhadap Mahasiswa Papua: Tetap Tenang dan Berbahaya

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Poster ini bukan untuk dikriminalisasi, maupun untuk mengganggu psikologis kawan-kawan. Barang kaya begini kita sudah alami dari lama sejak...

Kronologis dan Tuntutan Keluarga Korban Penembakan Thobias Silak

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Kronologis dan tuntutan ini dikeluarkan oleh keluarga Thobias Silak, korban penembakan yang mati di Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan pada...