DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –
Masyrakat yang berasal dari sembilan (9) Kampung di Distrik Kwesefo, meminta kepada pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Tambrauw agar segera membangun akses jalan menuju beberapa Kampung di Distrik Kwesefo tersebut. Hal itu ditegaskan oleh masyarakat Distrik Kwesefo, lantaran beberapa kali terjadi kecelakan hingga menelang nyawa akibat akses jalan yang sulit.
Halnya yang terjadi pada 10 Maret 2021 lalu, seorang Ibu atas nama Syumber Yeblo (41), warga Kampung Distrik Kwesefo ini hanyut terseret arus sungai Kwoor hingga nyawanya tak tertolong. Hal serupa juga dialami Kwebai Yeror (20) pemuda asal Kampung Bao, Distrik Kwesefo ini nyawanya melayang karena terserat arus saat tengah berjalan menuju Kampungnya di Distrik Kwesefo, pada (03/02/2021).
Mewakili masyarakat sembilan (9) kampung di Distrik Kwesefo, Elia Yekwam mengaku sangat menderita lantaran akses jalan raya yang belum menghubungkan Distrik Kwesefo dengan akses jalan utama atau distrik lainnya yang merupakan pusat keramaian.
“Saya masyarakat asli dari Distrik Kwesefo merasakan penderitaan, karena jalan belum masuk ke Kwesefo. Kami harus jalan kaki naik gunung, lewat sungai yang deras dan kami hanya minta pemerintah segera bangun jalan,” tuturnya kepada diptapapua.com melalui telepon seluler.
Yekwam yang merupakan warga Kampung Syuwes ini, menegaskan agar Pemerintah Tambrauw melalui (Bupati & DPRD) agar segera memberi perhatian kepada masyarakat Distrik Kwesefo, terutama soal jalan raya. Jika pemerintah masih mengabaikan, maka dirinya menegaskan untuk pemilihan Bupati atau juga pemilihan legislatif mendatang, masyarakat di Distrik Kwesefo tidak akan ikut memilih.
“Tiap pemilihan DPRD atau juga Bupati Kabupaten Tambrauw, kami selalu ikut memilih, tetapi tidak ada perubahan di Distrik Kwesefo. Kami tegaskan supaya pemerintah segera perhatikan kami dengan jalan raya. Jika tidak, pemilihan Bupati dan DPRD mendatang, kami tegaskan golput atau tidak ikut memilih,” jelas Yekwam mewakili masyarakat Distrik Kwesefo.
“Kita sudah pilih mereka (Bupati & DPRD), namun ketika terpilih, mereka tidak perhatikan kami masyarakat terutama terkait jalan raya menuju Distrik Kwesefo,” sambungnya.
Nada yang serupa, Otto Yewen, pemuda asal Kampung Kwesefo, Distrik Kwesefo ini, berharap pemerintah Kabupaten Tambrauw segera bangun jalan raya. Dirinya mengaku, merasakan penderitaan yang dihadapi masyarakat di Distrik Kwesefo.
“Saya rasakan apa yang masyarakat Distrik Kwesefo hadapi, pemerintah belum perhatikan kami yaitu terkait jalan raya. Kami di Distrik Kwesefo, kalau mau belanja bahan pokok dan sebagainya di Sausapor atau Kota Sorong, kami harus berjalan kaki melewati kondisi geografis yang sulit, melewati gunung, sungai yang deras, pokoknya rintangan yang sangat berat,” cerita Otto Yewen.
“Yang saya harapkan itu jalan raya, bagaimana agar pemerintah segera bangun jalan raya menuju Distrik Kwesefo, karena masyarakat mau urusan ke kota atau belanja sangat sulit,” tambah dia.
Pihaknya mengaku, pada 2018 lalu, masyarakat di Distrik Kwesefo sudah menyampikan aspirasi terkai pembangunan jalan raya ini ke pemerintah Tambrauw melalui DPRD, namun hingga hari ini tak ada jawaban.
Distrik Kwesefo yang terletak di antara Distrik Kwoor dan Syujak itu, hingga kini belum ada akses jalan raya yang memudahkan masyarakat setempat. Salah seorang mahasiswa asal Distrik Kwesefo, Simon Somkor mengaku untuk menuju Distrik Kwesefo, masyarakat harus berjalan kaki selama dua hingga tiga hari perjalanan.
“Jalan raya hanya sampai di Distrik Kwoor. Jadi biasanya masyarakat kalau mau ke Distrik Kwesefo, mereka naik perahu (jonson) dari Distrik Kwoor sampai di pertengahan, setelah itu lanjut jalan kaki selama dua atau tiga hari perjalanan untuk tiba di Distrik Kwesefo,” pungkasnya.
Mahasiswa di kota studi Malang ini, pun berharap agar pemerintah segera mengindahkan permintaan masyarakat untuk membangun jalan raya menuju Distrik Kwesefo.