DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –
(Oleh: Varra Iyaba)
Hubertus Mabel adalah seorang Pejuang Kemerdekaan bangsa West Papua. Kita kembali melihat dengan sejarah Mahasiswa Papua Exsodus dari Jawa, Bali, Sulawesi, Makassar, Manado dan Malang ke Papua dari tahun 2007 sampai tahun 2008, Hubertus Mabel salah satu Mahasiswa Exsodus dari Manado datang ke Papua pada tahun 2008.
Setelah Hubertus Mabel dengan kawan-kawan tiba di Papua kota Jayapura, bertemu dengan kawan-kawan Mahasiswa Papua yang kuliah di Tanah Air dan saat itu membuka Posko induk di lapangan Theys Hiyo Eluay. Pada saat itu kawan-kawan Mahasiswa menyambut kedatangan Hubertus Mabel bersama Kawan-kawan dengan suka Cita dan duka Cita karena meningalkan kuliah demi Perjuangan Pembebasan Nasional Papua Barat.
Waktu itu Mahasiswa Papua yang ada di Tanah Air maupun datang dari luar Exsodus melakukan Kongres 1Â Komite Nasional Papua Barat (KNPB) di Kampung Harapan Kota Jayapura Papua. Dalam Kongres 1 KNPB, Hubertus Mabel terpilih sebagai ketua Komisariat Militan dengan melihat sikap militansi yang tinggi, dan Moto Hidupnya Hubertus Mabel “Indonesia Musuh Abadi” oleh sebabnya Hubertus diberikan mandat dalam forum tertinggi untuk menjalankan tugas organisasi demi mewujudkan Perjuangan Rakyat tentang Kemerdekaan.
Hubertus Mabel dengan semangat dan Jiwa Militansi yang agresif untuk Perjuangan Papua Merdeka, Hubertus Mabel diberikan Kepercayaan menjadi Panitia Konferensi Tingkat Tinggi Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka ( KTT-TPN-OPM) Pada tahun 2012 di Biak Papua. Hubertus Mabel Berhasil mengkonsolidasikan gerakan Perjuangan Militer maupun Sipil di seluruh Tanah Papua, untuk hadir dalam pelaksanaan Konferensi Militer, maka konferensi itu pun sukses melahirkan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) sebagai militer West Papua untuk Perjuangan Papua Merdeka.
Dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT TPNPB) melahirkan Sosok Panglima Nasional yaitu; (Goliat Naman Tabuni).
Setelah Konferensi Tingkat Tinggi selesai di Biak, Hubertus pulang ke Jayapura, militer Kolonialisme Indonesia mulai ketahui bahwa otak di balik persatuan militer West Papua (TPNPB) adalah Hubertus Mabel, dan Hubertus masuk dalam daftar perncarian Orang (DPO) oleh Polda Papua. Hubertus Mabel merasa tidak aman, maka ia ke Wamena melintasi jalan darat dan tiba di Wamena, Kampung Peleaput bertemu orang tua pertahanan dan di sana sekitaran 1 bulan. Tidak lama kemudian Hubertus Mabel ke Lanni Jaya dengan tujuan melakukan pertemuan dengan Panglima TPNPB (Goliat N Tabuni), habis pertemuan itu, Hubertus pulang ke Wamena dibekap oleh Pasukan TPNPB batalyon “Ap Ane” sampai tiba malam di Kampung Peleaput.
Pada saat itu juga aktivis KNPB Balim ditangkap termasuk 2 ketua KNPB balim Boy S Daby & Ketua KNPB Yalimo Wene Helakombo, di situlah titik lemah Hubertus Mabel diangkap dan ditembak oleh militer Densus 88 utusan Polda Papua dengan mengatur siasat mafia dengan mengedepankan watak kanibalisme untuk mengorbankan tubuh Hubertus Mabel.
Setelah ketua KNPB Balim dapat tangkap pada tanggal 15 desember 2012 pukul 12.16 WPB oleh Densus 88, di Wamena, Distrik Hubikosi, Kampung Kulagaima, militer Indonesia membawah ketua KNPB Balim ke Polres Wamena Kota dan pada saat itu mereka atur siasat untuk menjebak Hubertus Mabel melalui Pengurus KNPB yang sudah tertangkap.
Informasi penangkapan Ketua KNPB Balim Boy Daby sudah di telinga Hubertus, di situlah Hubertus mulai dilematis dan tidak lama kemudian, pagi subuh pada pukul 06.00 ada nomor baru telefon Hubertus Mabel, ternyata yang telfon itu ketua KNPB yang sudah tertangkap dan Hubertus tanya kamu sudah bebas kah?
Jawabannya “kami lari dari polres dengan beberapa kawan dan sekarang ini posisi kami di pasir putih mumi, kami minta bantuan untuk jemput pakai kendaraan roda 4 agar orang tidak curiga”. Setelah itu Hubertus Mabel telfon ketua KNPB Yalimo untuk menjemput teman-teman yang melarikan diri dari Polres Wamena Kota. Bagitu Hubertus telefon ketua KNPB Yalimo, lansung bergerak menuju ke mumi pasir putih namun sayangnya di sana ada militer gabungan bersiap untuk menjemput kedatangan Wene Helakombo ketua KNPB Yalimo dan disitulah Wene ditangkap.
Habis Ketua KNPB Yalimo ditangkap militer Densus 88 sambil menodong senjata kepada Wene untuk telfon Hubertus Mabel untuk naik dari kampung Peleaput ke Distrik Kurulu Kampung Milima, dengan alasan kita amankan teman-teman yang lari dari Polres ke kabupaten Lani Jaya. Akhirnya Hubertus mengambil sikap Revolusionernya melintasi jalan kaki dari kampung Peleaput ke Milima dalam 30 menit bersama Orang tua Pertahanan yaitu Fitalis Iyaba, bersama Anggota Militan 3 orang yaitu, Nubert Surabut, Natalis Alua dan Fransina Iyaba.
Sampai tiba di Milima di situ ada mobil strada milik ketua KNPB Yalimo yang di dalamnya 6 orang densus 88, 1 Banpol, dengan ketua KNPB sendiri. Sebenarnya militer Indonesia tidak tau ciri-ciri Hubertus Mabel tetapi yang memberikan petunjuk oleh Banpol bahwa Hubertus Mabel pakai paju tangan panjang garis-garis putih hitam, pakai topi rasta pegang pisau. Dan pada saat itu juga Hubertus dengan 4 orang mendekati mobil, densus 88 utusan Polda Papua mulai bereaksi untuk turun dari atas mobil strada mengeluarkan tembakan ke arah Hubertus Mabel bersama 4 orang, tetapi peluru itu tidak ada yang kena, pada saat itu juga Hubertus beritahu kepada orang tua pertahanan Fitalis Iyaba dengan putri Fransina Iyaba untuk mundur dan 3 orang termasuk Hubertus Mabel ditangkap.
Setelah Hubertus ditangkap bersama 2 orang anggota Militan, Hubertus ditembak bagian lutut kiri & kanan, dalam perjalanan menuju ke kota, Densus 88 tikam Hubertus Mabel bagian leher dekat pundak belakang.
Dan Sang Revolusioner itu dibunuh lalu dibuang di tempat Hubertus ditangkap juga, akhirnya orang tua pertahanan Batalyon Ap Ane, jemput jenaza dan dimakamkan.
Itulah singkatnya riwayat hidup Sang Revolusioner (HUBERTUS W MABEL)
Tempat tragedi penembakan sadis terhadap (HUBERTUS W MABEL), di Wamena Distrik Kurulu, Kampung Milima, tempat lahir besar Hubertus Mabel pada tanggal 16 Desember 2012, siang pukul 12.17 Waktu Papua.
Dan sekarang sudah memasuki usia 10 tahun kematian Tokoh Politik Bangsa West Papua (Hubertus Mabel) tanggal 16 Desember 2012-16 Desember 2022.
Jiwa, raga, bahkan Nyawa Hubertus Mabel hanya dipersembahkan untuk Perjuangan Pembebasan Tanah Air, dan sikap militansinya bertekad pada Hukum Revolusi.
(Tulisan ini sebelumnya diterbitkan pada blog gemparpapua11.blogspot.com. Kami terbitkan kembali setelah mendapat izin dari penulis artikel ini)
[Penulis adalah Aktivis Gerakan Mahasiswa Pemuda dan Rakyat Papua atau GempaR Papua]