Mahasiswa Nduga Wilayah Jawa Timur Tuntut Pelaku Mutilasi Empat Warga Sipil di Timika Diproses Secara Adil dan Transparan

DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –

Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nduga (IPMNI) Wilayah Jawa Timur melakukan jumpa pers terkait proses hukum terhadap pelaku pembunuhan dan mutilasi empat warga sipil di Timika, Papua yang dinilai tidak transparan dan tidak adil. Jumpa pers tersebut, berlangsung di Kota Malang, Jawa Timur, pada Kamis (19/01/2023).

Pembunuhan terhadap empat warga sipil di Timika pada 22 Agustus 2022 tersebut, hingga kini telah ditetapkan sepuluh orang tersangka, enam tersangka di antaranya ialah prajurit TNI aktif dari Kesatuan Detasemen Markas Brigadi Infanteri 20/Ima Jaya Keramo Kostrad. Kini, para tersangka tengah menjalani persidangan.

Sehingga, Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nduga Se-Jawa dan Bali menuntut agar proses persidangan terhadap pelaku pembunuhan dan mutilasi empat warga sipil tersebut, dilakukan secara adil dan trasparan.

Baca jugaLakukan Jumpa Pers, Ini Pernyataan Sikap Mahasiswa Nduga Se-Jawa Bali atas Kasus Mutilasi Empat Warga Sipil di Timika

Berikut tuntutan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nduga – Indonesia (IPMNI) Wilayah Jawa Timur;

  1. Menolak Terdakwa Mayor Helmanto Fransiskus Dakhi didakwa menggunakan Pasal 480 KUHP oleh Orditurat Tinggi berdasarkan informasi SIPP
  2. Hakim Militer Tinggi III Surabaya dan Orditurat Tinggi Makassar sangat Tidak cermat menjalankan proses persidangan dan terkesan melindungi pelaku kasus mutilasi
  3. Menolak segala bentuk upaya meringankan beban pelaku oleh pihak manapun selama persidangan berlangsung
  4. Berikan hukuman yang setimpal dengan menggunakan pasal yang sesuai, yaitu Pasal 340 KUHP (Terencana, Terstruktur dan Sistematis)
  5. Mahkamah Agung (MA) segera mencabut dan mengontrol dakwaan-dakwaan manipulative yang terjadi pada persidangan

Empat warga sipil yang dibunuh dan dimutilasi di Timika, pada 22 Agustus 2022 itu, di antaranya; Arnold Lokbere, Irian Nirigi, Lemanion Nirigi dan Atis Tini.

"Obor Untuk Papua"

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles

Diskriminasi dan Stikmatisasi Terhadap Mahasiswa Papua Di Tanah Rantau

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Ujaran rasisme membanjiri Mahasiswa Papua di Surabaya Pada tanggal 15 hingga berlanjut 19, 2019 oleh ORMAS Reaksioner melontarkan kata-kata...

Marsinah: Mengenang 30 Tahun Rezim yang Tak Bertanggungjawab

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Bulan Mei merupakan bulan perjuangan, bukan hanya kalangan Buruh, melainkan juga kalangan perempuan. Bulan yang disebut-sebuat sebagai bulan Perlawanan...

PRESS RELEASE AMP: 60 Tahun Aneksasi Bangsa Papua dan Hari Buruh Internasional

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Tepat hari ini, 60 Tahun Aneksasi atau Pendudukan Indonesia di Tanah West Papua. Menurut Negara Republik Indonesia, 1...

Pernyataan Sikap IPMAPA Surabaya: Papua Darurat Operasi Militer !

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Amolongo, nimao ,koyao,koha, Kosa, Dormum, Foi-Moi, Tabea mufa, Nayaklak, Wiwao, Amakanie, Wa...wa...wa...a… Kasus pelangaran HAM di Papua semakin massif, sampai...

BREAKING NEWS: Asrama Mahasiswa Papua di Makassar Diserang Ormas

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Hari ini, Senin 1 Mei 2023, sejumlah orang tak dikenal (kemungkinan Ormas Reaksioner), pada Pukul 09.26 WITA, mendatangi depan...