DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –
Sejak penyerangan pos koramil di Kisor, Aifat Selatan pada Kamis (2/9/2021) yang menyebabkan empat anggota TNI terbunuh itu, sekitar tujuh ribu warga yang mengungsi akibat penyisiran militer.
“Dan saat ini para pengungsi sedang tersebar di beberapa kampung-kampung tetangga dan ada yang ke kota dan Kabupaten Sorong. Ada juga yang masih bertahan di hutan sejak mereka mengungsi, dengan bahan makanan seadanya sampai saat ini. Aktivitas belajar-mengajar pun lumpuh, aktivitas ibadah tidak berjalan, peternakan, perkebunan milik warga tidak terurus, rumah dan harta benda semuanya ditinggalkan,” tegas Mahasiswa asal Maybrat di kota belajar Yogyakarta dalam siaran pers yang diterima Dipta Papua, Sabtu (11/9/2021).
Sedikitnya, ada 400-an personil aparat keamanan yang dikerahkan ke Wilayah Maybrat untuk mengejar pelaku penyerangan Posramil tersebut. “Pos-pos militer didirikan sepanjang jalan-jalan umum seperti di Susumuk, Sungai Kamundan dan sebagainya.” lapor Mahasiswa Maybrat.
Baca juga: 19 Kampung Mengungsi Pasca Pembunuhan 4 Anggota TNI di Maybrat
Bahkan, “Militer menyita identitas warga sipil yang melintas dan juga melakukan pengecekan di jalan utama Sorong-Manokwari, Provinsi Papua Barat. Barang bawaan juga disita dan diperiksa, alat-alat berkebun seperti parang, kampak dan tombak juga diambil. Kondisi ini membuat warga sipil menjadi trauma dan tidak bekebun serta berburu dan aktivitas normal seperti biasanya”.
Merespon operasi militer yang membuat warga sipil di wilayah Maybrat mengungsi itu, Mahasiswa Papua di Yogyakarta menuntut:
- Tarik militer organik dan non organik dari Kabupaten Maybrat-Aifat, Nduga, Intan Jaya, Puncak Papua, dan seluruh Tanah Papua
- Hentikan operasi militer di Kabupaten Maybrat, wilyah Aifat Timur Raya yang sedang berlangsung saat ini
- Hentikan operasi militer yang mengakibatkan pengungsian berkelanjutan di Nduga, Intan Jaya, Puncak Papua, dan juga Maybrat
- Mengutuk tindakan serampangan dan membabi buta yang dilakukan oleh TNI dan POLRI terhadap masyarakat sipil yang menyebabkan terjadinya pengungsian besar-besaran di Maybarat, Aifat Timur Raya dan seluruh Tanah Papua
- Bebaskan Simon Waymbewer, Maikel Yaam, Yosias Soawe dan Frins Soawe tanpa syarat. Mereka adalah warga sipil, bukan pelaku
- Buka akses Jurnalis asing dan independen ke Maybrat dan seluruh tanah Papua
- Hentikan upaya kriminalisasi yang dilakukan oleh aparat negara terhadap Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang merupakan gerakan sipil yang tidak ada kaitanya dengan kontak tembak antara TNI-POLRI dan TPNPB di Maybrat Aifat Timur
- Bebaskan tahanan politik Papua Victor Yeimo, Frans Waisini, Ham Nauw, Jon Bless, Doni Patilulu, Wenceslaus Saud, Kris Djamona dan Bertus Fenemtruma tanpa syarat
- Tolak PON 2021 sebagai program Negara untuk menutupi kejahatan kemanusiaan terhadap rakyat bangsa West Papua dan meredam perlawanan rakyat
- Tolak investasi di Blok Wabu, tutup Freeport, seluruh Perusahaan Sawit Wilayah Kepala Burung Papua, dan semua Perusahaan Nasional, Multi National Corporate (MNC) yang merupakan dalang utama pelanggaran HAM dan ekosida di Tanah Papua
- Dan Berikan hak penentuan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi rakyat bangsa West Papua melalui mekanisme referendum untuk mengakhiri penderitaan rakyat bangsa West Papua