DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –
Sulit mendapatkan akses atau pelayanan pendidikan karena mahalnya quota internet, minimnya sarana dan prasarana bagi mahasiswa untuk mengikuti kuliah online serta kuliah daring yang tidak efektif. Hal tersebut membuat mahasiswa Universitas Papua (UNIPA) turun ke jalan melakukan aksi damai di kompleks UNIPA, Jl. Gunung Salju Amban, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Senin (01/02/2021).
Setelah dihubungi media ini, wakil koordinator lapangan (Wakorlap) Yuliance Fanataf menegaskan bahwa aksi mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa/i peduli Kampus UNIPA itu merupakan murni dari keluhan para mahasiswa selama menghadapi kuliah online.
“Aksi damai ini murni dari Mahasiswa UNIPA sebagai luapan ekspresi atas kondisi yang dirasakan selama menjalani kuliah online. Yang kami tuntut dalam aksi ini adalah keringanan biaya kampus/ SPP dan tolak kuliah online,” tegas Fanataf kepada jurnalis diptapapua.com saat diminta keterangan.
Juga, dijelaskan dalam press release yang diterima bahwa dampak dari pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat pandemi Covid-19 ini berdampak buruk pada ekonomi masyarakat. “Apalagi mahasiswa yang orang tuanya memiliki pekerjaan sebagai petani, nelayan dan lainnya yang hanya memiliki pendapatan rendah, pasti sangat kesulitan dalam biaya quota internet, biaya kampus/ SPP, ditambah lagi dengan makan dan minum sehari hari,” diterangkan dalam pernyataan sikap yang diterima pihak redaksi.
Dikatakan juga bahwa tujuan utama lahirnya Kampus UNIPA ialah untuk menjawab anak-anak Papua yang ekonominya lemah, dan motto UNIPA sendiri adalah “Ilmu Untuk Kemanusiaan”. Namun mahasiswa menilai tujuan utama berdirinya kampus tersebut dan mottonya kini mulai terkikis dan mengalami pemudaran oleh zaman. Bagi Mahasiswa, hal itu terbukti dengan meningkatnya biaya SPP secara tiba-tiba tanpa adanya sosialisasi terbuka.
Hal lainnya yang juga menjadi pertimbangan aksi damai Mahasiswa Unipa ini “Kampus UNIPA adalah salah satu kampus yang dibatasi aktivitas kuliah tatap muka hanya kuliah online atau daring. Namun, aula UNIPA sering digunakan untuk kepentingan atau pesta-pesta (acara nikah), padahal di dalam peraturan PSBB dilarang berkumpul atau berkerumun terutama dalam bentuk kumpulan massa”.
Berikut tuntutan aksi Mahasiswa UNIPA !
- Kami Seluruh Mahasiswa/ i Peduli Kampus UNIPA meminta kepada Rektor agar dapat menghentikan perkuliahan online dan segera mengaktifkan perkuliahan secara offline dengan mengikuti protokol kesehatan Covid-19.
- Kami Mahasiswa/ i Peduli Kampus UNIPA meminta kepada Rektor sebagai pimpinan perguruan tinggi agar segera menindak lanjuti sesuai peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) tentang keringanan UKT bagi mahasiswa akibat finansial yang dilanda pandemi Covid-19 atau dapat melakukan relaksasi UKT baru di Kampus Universitas Papua (UNIPA).
- Kami Mahasiswa/ i UNIPA meminta dengan tegas kepada Rektor sebagai pimpinan tertinggi UNIPA, bahwa ketika melakukan rapat senat harus menghadirkan atau mengakomodir seluruh Mahasiswa/ i Universitas Papua (UNIPA).