Makin Dewasa, Semakin Jauh Dari Mama, Bapa, Kakak dan Adik-adik

Oleh: Adolof Majiwi

Waktu itu, saat saya masih kecil, selalu bersama- sama dengan Mama dan bapa. Ikut bersama dengan mereka ke mana pun mereka pergi, saya selalu bersama mereka dalam suka maupun duka. Apapun yang mereka alami, saya pun mengalami hal yang sama bersama mereka aat itu.

Namun, di saat saya tumbuh beranjak dewasa, saya tidak lagi bersama-sama dengan mereka. Karena banyak hal yang saya lalui dalam realita perjalanan hidup ini, salah satunya ialah pendidikan.

Pendidikan membuat saya tidak bersama dengan mereka lagi, bahkan saya harus pergi meninggalkan mereka dari kampung halaman, demi berjuang dan merebut masa depan, saya harus pergi ke kota yang jauh dari mereka.

Pada tahun 2014, saya menempuh Sekolah Menengah Pertama  (SMP) di SMP Satu Atap Distrik Abun, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat hingga saya menyelesaikan study pada tahun 20017. Kemudian, saya harus melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) pada SMA YABT Manokwari hingga selesa pada tahun 2019. Lalu saya melanjutkan ke jenjang berikut yaitu perguruan tinggi di Universitas Cenderawasih Jayapura, Provinsi Papua pada tahun 2019, hingga detik ini masih dalam proses.

Saat berproses pada lini pendidikan di Jayapura, saya selalu merindukan sosok Mama, Bapa, Kakak dan Adik- adik dalam hari-hari hidup saya. Terkadang sampai saya bingung dengan kerinduan kepada mereka hingga air mata tak terbendung lagi, kadang sakit dan sebagaiya. Tetapi saya berpikir bahwa untuk memperjuangkan hidup itu, tak harus bersama-sama dengan mereka, saya harus pergi jauh dari mereka agar saya juga bisa tahu tentang apa yang disebut dengan “penderitaan”. Hal itu yang sebenarnya orang alami ketika jauh dari keluarga, sanak saudara yang ditinggal.

Namun demikian, ada satu hal yang membuat saya sangat bersyukur, yaitu karena “Kasih dan Cinta Tuhan” selalu menjaga dan menaungi kami semua, sehingga kami masih sehat-sehat dan kuat dalam menjalani kehidupan di Bumi Papua ini.

Terima kasih untuk Cinta dan Kasih sayangmu Mama dan Bapa. Saya selalu rindu dan sayang Mama serta Bapa, saya selalu berdoa untuk Mama dan Bapa agar kalian selalu sehat dan umur panjang.**

"Obor Untuk Papua"

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles

Praktek ‘Apropriasi’ Budaya Papua oleh Warga Jember saat Karnaval Budaya

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Kasus diskriminasi terhadap mahasiswa asal Papua kerap terjadi, termasuk di Kabupaten Jember. Salah satunya dialami oleh Kostantina (24),...

Saat Yudisium, Mahasiswa Papua Kampus Unram Dikriminalisasi Pihak Kampus

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pasca Gelar Yudisium Fakultas Hukum Universitas Mataram (Unram), Security kampus dan Intelijen Kriminalisasi dan Intimidasi Mahasiswa Papua di Universitas...

Misa Perdana Pater Kristian Sasior Diiringi Tarian Adat Suku Irires

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Prosesi tarian adat Suku Irires mengiringi Misa Perdana Pater Kristian Sasior. OSA di Gereja Katolik Santa Maria Asiti,...

Alokasi Dana Pemilu Bermasalah, KPK Diminta Periksa KPU Tambrauw

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pengalokasian dana persiapan pemilihan umum (Pemilu) dikatakan bermasalah. Hal itu disampaikan oleh Yance Akmuri, selaku ketua Panitia Pemilihan...

IPMKR Sorong Luncurkan Website Berita: Demi Permudah Publikasi Informasi

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Bertepatan saat Musyawarah Besar, Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kebar Raya (IPMKR) luncurkan Website berita resmi milik IPMKR. Situs berita...