DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –
(Oleh: Sehend Sama)
Film ini berjudul “HIDDEN FIGURES”
Dalam sinopsis film Hidden Figures yang berisikan tentang tiga wanita pejuang di Amerika Serikat. Film teratas di tahun 2016 ini, memiliki beberapa penghargaan, termasuk 3 nominasi di Academy Awards ke-89. Dalam film ini mengisahkan tentang isi dari buku non-fiksi dengan judul yang sama. Buku tersebut mengisahkan seorang matematikawan perempuan kulit hitam.
Ketiga wanita ini bekerja pada Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) selama Space Race. Wanita-wanita jenius tersebut seorang berkulit hitam dari kelompok minoritas AS. Ketiganya memiliki peranan penting untuk program awal NASA. Film Hidden Figures pada tahun 2016 ini cukup menarik. Kisah 3 wanita yang pintar dalam memegang kendali program angkasa AS-NASA.
Ketiga wanita tersebut merupakan kelompok minoritas di AS yang berperan penting dalam program tersebut. Film ini menjadi drama biografi AS yang menarik. Hal ini bisa terlihat dari berbagai penghargaannya. Ketiga pemain film tersebut antara lain Dorothy Vaughan (Octavia Spencer), Mary Jackson (Janelle Monáe) dan Katharine Goble (Taraji P. Henson).
Mary Jackson merupakan wanita ahli teknik yang pernah NASA tolak. Dirinya akan diterima dengan catatan berhasil lulus pada pendidikan tertinggi yang khusus untuk kulit putih. Dorothy Vaughan menjadi seorang pelaksana tugas Supervisor. Namun sayangnya, tidak pernah berhasil dalam tugasnya sebagai pengawas area barat karena alasan kulitnya yang hitam. Sedangkan untuk Katherine Goble sendiri merupakan seorang tokoh sentral dalam sinopsis Hidden Figures.
Tiga Wanita Otak dalam Sejarah AS
Dalam proyek luar angkasa dan NASA tidak hanya kaum laki-laki yang memiliki peranan penting. Sinopsis Hidden Figures sebagai wanita-wanita yang ikut memiliki peranan penting dalam proyek tersebut. Saat AS melawan Rusia untuk menempatkan pria ke luar angkasa, NASA menemukan bakat baru. Ketiga wanita berkulit hitam tersebut merupakan matematikawan keturunan Afrika-Amerika.
Sehingga NASA berkesempatan untuk memanfaatkan kejeniusan ketiganya. Ketiga wanita tersebut sebagai otak di balik salah satu proyek dalam sejarah AS. Dalam kisah nyatanya di kehidupan sehari-hari, ketiga wanita ini memiliki julukan manusia komputer. Begitu juga dalam film Hidden Figures jika ketiganya dengan cepat naik pangkat di NASA. Bahkan wanita-wanita berkulit hitam ini menjadi bagian dari banyaknya pemikir hebat dalam sejarah. Dorothy, Katherine dan Mary bertugas sebagai penghitung peluncuran astronot. John Glenn (Glen Powell) sebagai astronot yang akan meluncur ke orbit. Tidak hanya itu, ketiganya juga bertugas menjamin kepulangannya dengan selamat.
Pembuktian Pahlawan Sejati AS
Sinopsis Hidden Figures menceritakan betapa perjuangan wanita kulit hitam di AS yang berhasil. Ketiganya yaitu Dorothy, Mary dan Katherine Gobels Johnson mampu bersaing melintasi berbagai jenis.Mulai dari kaum laki-laki, ras, hingga garis profesional. Hal ini terukur dari kecerdasan ketiganya yang mampu menggapai impian. Bahkan hal ini cukup sulit dilakukan oleh kaum perempuan lainnya di Amerika Serikat.
Melalui film ini, ketiga wanita tersebut mampu menempati sebagai apresiasi. Membuktikan bahwa setiap kerja keras akan membuahkan hasil. Wanita berkulit hitam ini membuktikan mampu bekerja dengan NASA untuk persaingan AS dan Uni Soviet dalam perang dingin pada abad ke-20.
Film biografi dalam sinopsis Hidden Figures ini, dapat diambil kesimpulan jika kedudukan perempuan itu sama. Apalagi perempuan berkulit hitam waktu itu, masih dianggap lebih rendah daripada kulit putih. Bahkan saking Rasisnya orang kulit putih pada di film ini, mereka tidak mengizinkan 3 perempuan kulit hitam itu untuk melakukan semua kegiatan dan jadikan 3 perempuan kulit hitam ini sebagai orang yang tak bernilai dan orang yang tak bisa menyumbangkan akal pikiran dan tenaga.
Namun ketika ketiga perempuan kulit hitam ini berhasil mematahkan semua pandangan itu dengan cara logis untuk menunjukan bahwa perempuan kulit hitam juga bisa merubah bangsa yang besar, bahkan dalam film ini banyak orang kulit hitam juga yang berdemonstrasi untuk bebas dari perbudakan para penjajah. Maka peran perempuan kulit hitam dalam memperjuangkan harkat dan martabat orang kulit hitam ini menjadi terang hingga orang kulit hitam yang merasa terbelakang dengan cara pandang penjajah itu seketika menjadi bebas dan merasa dihargai di negerinya.
Di dini perempuan berperan sebagai pembebas dan kebebasan itu dirasakan orang kulit hitam. Maka belajar dari film tersebut menjadikan perempuan Papua sebagai pembebas bangsa yang juga akan membebaskan orang Papua dari cengkraman penjajah.
Kesetaraan Gender
Kesetaraan Gender (Gender Equality), mengacu pada dua instrument internasional , Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan. Deklarasi HAM menyatakan bahwa semua manusia dilahirkan bebas dan sama, dengan merujuk pada Deklarasi HAM ini, Konvensi Tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan mencantumkan istilah hak yang sama untuk laki-laki dan perempuan dan kesetaraan hak laki-laki dan perempuan.
Konsep kesetaraan gender merujuk pada kesetaraan penuh laki-laki dan perempuan untuk menikmati rangkaian lengkap hak-hak politik, ekonomi, sipil, sosial dan budaya. Konsep ini juga merujuk pada situasi di mana tidak ada individu yang ditolak aksesnya atas hak-hak mereka, hanya karena jenis kelamin mereka.
Feminisme
Feminisme adalah serangkaian gerakan sosial, gerakan politik dan ideologi yang memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendefinisikan, membangun dan mencapai kesetaraan gender di lingkup politik, ekonomi, pribadi dan sosial. Feminisme menggabungkan posisi bahwa masyarakat memprioritaskan sudut pandang laki-laki, dan bahwa perempuan diperlakukan secara tidak adil di dalam masyarakat tersebut. Upaya untuk mengubahnya termasuk dalam memerangi stereotip gender serta berusaha membangun peluang pendidikan dan profesional yang setara dengan laki-laki.
Gerakan feminis telah dan terus mengkampanyekan hak-hak perempuan, termasuk hak untuk memilih, memegang jabatan politik, bekerja, mendapatkan upah yang adil, upah yang setara dan menghilangkan kesenjangan upah gender, untuk memiliki properti, mendapatkan pendidikan, masuk kontrak, memiliki hak yang sama dalam pernikahan, dan untuk memiliki cuti kehamilan. Feminis juga berupaya untuk memastikan akses terhadap aborsi yang legal dan integrasi sosial, serta untuk melindungi perempuan dari pemerkosaan, pelecehan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga. Perubahan dalam berpakaian dan aktivitas fisik yang dapat diterima sering menjadi bagian dari gerakan feminis.
Beberapa cendekiawan menganggap kampanye feminis sebagai kekuatan utama di balik perubahan sosial utama dalam sejarah terhadap hak-hak perempuan, khususnya di Barat, di mana mereka hampir secara universal dihargai atas pencapaian hak pilih perempuan, bahasa netral gender, hak reproduksi bagi perempuan (termasuk akses terhadap kontrasepsi dan aborsi), serta hak untuk memasuki kontrak dan memiliki properti. Meski anjuran feminis terutama berfokus pada hak-hak perempuan.
Beberapa feminis, termasuk Bell Hooks berpendapat untuk memasukkan pembebasan laki-laki di dalam tujuan feminisme karena mereka percaya bahwa laki-laki juga dirugikan oleh peran gender tradisional mereka. Teori feminis, yang muncul dari gerakan feminis, bertujuan untuk memahami sifat ketidaksetaraan gender dengan memeriksa peran sosial dan pengalaman hidup perempuan; ini telah mengembangkan teori-teori dalam berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi isu-isu tentang gender.
Banyak gerakan dan ideologi feminis yang telah berkembang selama tahun-tahun terakhir ini serta mewakili berbagai sudut pandang dan tujuan. Beberapa bentuk feminisme telah dikritik karena hanya memperhitungkan perspektif kulit putih, kelas menengah, dan berpendidikan tinggi. Kritik ini mengarah pada penciptaan bentuk-bentuk feminisme yang spesifik secara etnis dan multikultural, termasuk feminisme kulit hitam dan feminisme interseksional.
Perjuangan Perempuan Papua
Jika kita lihat pada realitas hari ini, maka Film itu bercerita mengenai bagaimana pentingnya peran perempuan Papua dalam menghadapi sistem penjajah hari ini. Sistem kolonial Idonesia hari ini memang sadis dan mengabaikan nasib perempuan Papua dalam menjalani kehidupan sebagai perempuan yang terdidik. Misalnya setiap perempuan berhak untuk menjadi seorang pramugari, setiap perempuan berhak untuk menjadi sekretaris dan setiap perempuan berhak bekerja di mana saja. Namun tidak untuk perempuan Papua di negara ini, di mana perempuan Papua yang punya kualitas dalam segala bidang itu berhak bekerja dalam bidang tersebut, namun sistem menuntut untuk mereka harus ikuti instruksi sebagaimana yang ditetapkan oleh negara. Bahwa jikalau mau bekerja di pesawat misalnya perempuan harus langsing, kulit harus putih dll, sehingga perempuan Papua dinilai sebagai perempuan yang tak bisa bekerja dalam semua sisi di negara ini. Hal tersebut mematikan psikologi perempuan Papua dan muncul rasa takut dan malu untuk bersaing dengan perempuan lainnya.
Hal ini adalah realitas yang menjadi persoalan moral dan tuntutan terhadap semua penindasan terstruktur untuk perempuan agar harus melawan sistem kolonial Indonesia. Semua perempuan di dunia ini sama dan setara, namun yang membedakan adalah penilaian orang terhadap perempuan Papua dan terlebih lagi Rasisme yang terus tumbuh di Negara Kolonial Indonesia ini. Jika tiga perempuan kulit hitam di film “Hidden Figures” bisa sistem yang tidak adil pada saat itu, maka perempuan Papua juga bisa membebaskan bangsa yang besar.
Hal ini harus ditingkatkan oleh perempuan Papua dalam melawan sistem kolonial, untuk membebaskan rakyat Papua dari tekanan psikologi maupun dalam melawan stigma yang dipakai Kolonial Indonesi untuk menindas. Perempuan Papua harus buktikan kepada Dunia bahwa bangsa Papua bukan bangsa monyet, bukan bangsa yang terbelakang tetapi bangsa Papua adalah bangsa yang punya harkat dan martabat sebagai manusia atas tanahnya.
Setiap perjuangan di dunia ini tak bisa diraih tanpa perempuan, perempuan adalah salah satu kekuatan terbesar yang ada. “Jika perempuan ada di garda terdepan dalam perlawanan mengusir penjajah, maka sekuat apapun tembok akan runtuh dengan sendirinya” – (Sehend). Maka perempuan harus melawan ketidakadilan yang ada di negara ini, rakyat Papua akan merasa diterima apabila bangsa Papua dipimpin oleh orang Papua sendiri.
Kesimpulan
Semangat juang perempuan ini harus diteladani oleh setiap perempuan Papua di bidang masing-masing. Jika sistem menutupi banyak kesempatan perempuan Papua dengan penilaiannya, maka kau harus tunjukan kepda dunia bahwa apa yang diterapkan sistem adalah hal yang salah dan harus dilawan. Hidup Perempuan Papua!
Referensi;
(Hidden Figures adalah film drama biografi Amerika Serikat tahun 2016 yang disutradarai oleh Theodore Melfi dan diproduseri oleh Donna Gigliotti, Peter Chernin, Jenno Topping, Pharrell Williams dan Theodore Melfi)
(Sejarah penindasan perempuan (Koran Kejora))