DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –
Orang Papua penting menceritakan kisah nyata dalam keseharian hidup nya.
Cerita masa dulu, sekarang dan waktu akan datang. Potret kehidupan masing-masing ditumpahkan ke dalam kertas, bentuk gambar, lukisan, video dan bisa dijadikan film.
Mengapa ini menjadi penting?
Diri kita adalah pengelaman sekaligus pengetahuan. Kita sendiri tau apa terjadi dalam hidup kita. Kita sendiri tau berapa besar beban, rasa sakit, suka dan bahagia dialami. Orang lain tidak tahu tentang itu.
Karenanya, bercerita mengenai kondisi kita justru mampu memberikan suatu fakta sekaligus menampung bentuk satu aspirasi ke pada publik kalau sesungguhnya kita sedang dalam posisi begini.
Masalah Papua , misalnya, yang berhak menceritakan adalah orang Papua sendiri.
Karena yang mengalaminya sendiri adalah kita. Kita menjadi korban kekerasan, diskriminasi, pelanggaran HAM lainnya.
Tidak bisa berharap orang lain untuk cerita tentang kita. Kadang orang yang tidak merasakan betapa hancur dan buruknya kehidupan orang Papua berisi dengan Alam, justru informasi disampaikannya tidak kena sasaran. Bahasa membias, jauh dari kenyataan sesungguhnya.
Sudah begitu, siapa yang salah?
Yang salah kita. Yang salah, sa, ko, dia, dong, dan tong yang ada saat ini; yang salah orang Papua sendiri.
Begitulah konsekuensinya perjuangan, lama kita tidak mendapatkan titik terang karena orang lain menceritakan tentang kita: tentang sejarah kita, tentang kekerasan, tentang operasi militer, perampasan hutan adat. ketika dibiarkan, Bisa saja dong balik tipu kita.
Dengan cara itu menghilangkan sejarah kita, budaya kita, dan membalikkan cerita itu sebagai senjata untuk kembali menyerang kita lagi.
Masih ingat nasehat tokoh termasyhur satu ini? Dia adalah Milan Kundera, seorang Novelis Prancis kelahiran Cekoslovakia.
Paitua dia nasehat bilang begini: “Langkah pertama dalam menjajah (melikuidasi) seseorang adalah menghapus ingatannya. Menghancurkan buku-bukunya, budayanya, sejarah. Kemudian seseorang menulis buku baru, memproduksi budaya baru, menciptakan sejarah baru. Tak lama lagi bangsa itu akan mulai melupakan apa itu hidupnya dan apa itu sejarahnya.
Perjuangan manusia melawan kekuasaan adalah perjuangan memori melawan lupa.”
Mari waktunya untuk kita sendiri bercerita:
Bercerita untuk manusia, air, tanah, hutan, hewan, dan nasib kita ke depan.
[Oleh: Kam Muda]