Pemerintah Anggap Remeh Deklarasi Benny Wenda, Ini Kata Aktivis HAM!

DIPTAPAPUA.com – Pada peringatan 1 Desember 2020 atau 59 tahun kemerdekaan Papua (1 Desember 1961), United Liberation Movement for west Papua (ULMWP) mendeklarasikan pemerintah negara Papua Barat serta mengklaim Benny Wenda sebagai Presiden.

“Hari ini, kami mengumumkan pembentukan pemerintah sementara kami #WestPapua. Mulai hari ini, 1 Desember 2020, kami mulai menerapkan konstitusi kami sendiri dan mengklaim kembali tanah kedaulatan kami,” tulis Benny Wenda pada akun twitter miliknya pada saat moment perayaan hari kemerdekaan Papua (1 Desember 1961-1 Desember 2020).

Menanggapi aksi Wenda di Inggris tersebut, pemerintah Indonesia melalui menteri koordinator bidang politik, hukum dan keamanan Indonesia (Mengko Polhukam), Mahfud MD menganggap aksi tersebut tak usah ditanggapi, karena deklarasi Benny Wenda hanya melalui akun twitter

“Deklarasi Benny Wenda kan hanya lewat twitter, kenapa kita ribut,” kata Mahfud Md dalam konferensi persnya seperti yang ditayangkan Kompas TV pada Kamis 3 Desember 2020.

Tanggapan Aktivis HAM, Haris Azhar

Dalam acara talkshow Dua Sisi di TV One pada Kamis (03/11/2020) dengan tema “Deklarasi Benny Wenda: Apa Respon Pemerintah?”, menurut akivis HAM Haris Azhar bahwa langkah Benny Wenda tersebut merupakan luapan ekspresi atas berbagai persoalan yang menimpa orang Papua.

“Yang dilakukan Benny Wenda adalah ekspresi atas apa yang terjadi di Papua, seperti treatment Jakarta ke Papua, pelanggaran HAM, eksploitasi atau juga diskriminasi terhadap orang Papua,” tegas Haris.

“Tidak ada upaya dari Jakarta terhadap orang Papua, investor masuk di Papua meningkat, tetapi OAP menurun. OAP yang dibunuh banyak,” sambung pendiri Lokataru Foundation ini.

Terkait pernyataan Mengko Polhukam yang menganggap remeh deklarasi Benny Wenda karena hanya lewat twitter, Haris menegaskan bahwa jika hanya lewat twitter, mengapa banyak orang di Indonesia yang dipenjarakan hanya karena postingannya di twitter.

“Kalau Mahfud MD anggap remeh karena katanya Benny Wenda deklarasi hanya lewat twitter, lalu mengapa banyak orang yang dipidana di Indonesia karena postingannya di twitter,” tanggap aktivis HAM ini. “Jadi Sosmed jangan dianggap remeh,” tambahnya.

Kemudian, dirinya juga menganggap negara kini ribut soal Benny Wenda, sedangkan ketika orang asli Papua yang dibunuh, negara tak bersuara. “Negara ribut soal deklarasi Benny Wenda, tetapi ketika orang Papua yang dibunuh, Jakarta juga tidak buat pernyataan untuk mengecam,” tutur Haris. “Ini soal Memoria Passionis,” pungkasnya.

"Obor Untuk Papua"

Maksimus Syufi
Maksimus Syufi
Jurnalis Dipta Papua

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles

Praktek ‘Apropriasi’ Budaya Papua oleh Warga Jember saat Karnaval Budaya

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Kasus diskriminasi terhadap mahasiswa asal Papua kerap terjadi, termasuk di Kabupaten Jember. Salah satunya dialami oleh Kostantina (24),...

Saat Yudisium, Mahasiswa Papua Kampus Unram Dikriminalisasi Pihak Kampus

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pasca Gelar Yudisium Fakultas Hukum Universitas Mataram (Unram), Security kampus dan Intelijen Kriminalisasi dan Intimidasi Mahasiswa Papua di Universitas...

Misa Perdana Pater Kristian Sasior Diiringi Tarian Adat Suku Irires

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Prosesi tarian adat Suku Irires mengiringi Misa Perdana Pater Kristian Sasior. OSA di Gereja Katolik Santa Maria Asiti,...

Alokasi Dana Pemilu Bermasalah, KPK Diminta Periksa KPU Tambrauw

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pengalokasian dana persiapan pemilihan umum (Pemilu) dikatakan bermasalah. Hal itu disampaikan oleh Yance Akmuri, selaku ketua Panitia Pemilihan...

IPMKR Sorong Luncurkan Website Berita: Demi Permudah Publikasi Informasi

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Bertepatan saat Musyawarah Besar, Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kebar Raya (IPMKR) luncurkan Website berita resmi milik IPMKR. Situs berita...