DIPTAPAPUA.com – Sejak 1 Desember 1961 atau 59 tahun yang lalu, di Hollandia atau kini Jayapura rakyat Papua mengibarkan bendera Bintang Kejora dan mendeklarasikan statusnya sebagai sebuah bangsa yang merdeka. Namun, kemerdekaan tersebut hanya dirasakan selama 19 hari. Karena setelah itu, atau pada tanggal 19 Desember tahun yang sama, Presiden Soekarno membentuk tiga komando rakyat (Trikora), tujuannya untuk meng-aneksasi bangsa Papua ke dalam bingkai NKRI.
Mahasiswa Papua se- Jawa Timur (Surabaya, Malang, Bali dan Jember) yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) serta solidaritas rakyat Indonesia yang mendukung Papua atau Front Rakyat Indonesia Untuk West Papua (FRI-WP), menggelar aksi damai peringati hari kemerdekaan bangsa Papua secara serentak di depan gedung Grahadi, Kota Surabaya, Selasa (01/12/2020).
Aksi yang berlangsung pada pukul 08.00 WIB tersebut, dimulai dengan long marc dari Asrama Papua Jl. Kalasan no. 10, menuju titik aksi, depan gedung grahadi Surabaya, hingga berakhir pada pukul 14.00 WIB. Tak hanya mahasiswa Papua yang memperingati hari kemerdekaan Papua, namun juga para mahasiswa atau rakyat Indonesia (non Papua) yang peduli terhadap perjuangan Papua, pun turut mendukung dengan berorasi, teatrikal, menyanyi serta aksi lainnya.
“Saya orang Indonesia tahu, bahwa Garuda memberi makian bagi orang Papua, namun Cenderawasih beri kehidupan. Saya tahu, merah putih membunuh orang Papua, namun Bintang Kejora memberikan hak bahagia orang Papua,” tegas salah seorang massa aksi dalam teatrikal yang diperankannya.
Peringati hari kemerdekaan bangsa Papua ini juga dilakukan mahasiswa Papua di beberapa kota seperti, Jogjakarta, Jakarta, Kupang, Gorontalo, Ambon dan Ternate. Serta beberapa daerah di Papua, seperti TPNPB di Ndugama melakukan upacara peringatan kemerdekaan Papua, di Manokwari dan daerah Papua lainnya.
Berikut 14 pernyataan sikap yang disampaikan saat aksi tersebut.
- Berikan hak penentuan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi bangsa West Papua.
- Tolak otonomi khusus jilid II.
- Buka akses jurnalis seluas-luasnya di West Papua.
- Tarik militer organik dan non-organik dari West Papua.
- Hentikan segala bentuk diskriminasi dan intimidasi terhadap mahasiswa West Papua di Indonesia.
- Bebaskan tahanan politik West Papua tanpa syarat.
- Tolak daerah otonomi baru di West Papua.
- Tutup PT. Freeport, BP, LNG Tangguh dan tolak pertambangan Blok Wabu.
- Usut tuntas pelaku penembakan Pendeta Yeremia Zanambani.
- Tangkap, adili dan penjarakan jenderal pelanggar HAM.
- Hentikan rasialisme dan politik rasial yang dilakukan pemerintah republik Indonesia dan TNI/ POLRI.
- Hentikan operasi militer di Nduga, Intan Jaya, Puncak Jaya dan seluruh wilayah West Papua lainnya.
- Cabut SK Drop Out (DO) 4 mahasiswa Unkhair Ternate.
- Cabut Omnibus Law.