Penulis: Izak Bofra
Perubahan Konstelasi politik pada tingkat nasional dengan berahirnya rezim orde baru dan lahirnya reformasi menjadi antiklimaks pada tatanan ketatanegaraan kita yakni system yang sentralistik diperbaharui dengan system yang desentralistik artinya distribusi kekuasaan tidak monolistik pada satu figur atau system kekuasaan yang berpengaruh.dan Reformasi menjadi angin segar bagi seluruh stakeholder di Indonesia pada 1999 karena ada harapan akan suatu proses kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih demokratis dari sebelumnya. Reformasi adalah hasil dari suatu permenungan akan suatu habitus kehidupan yang tidak Demokratis, suatu kehidupan yang korup, dan anti kritik sehingga perjuangan untuk melahirkan suatu cakrawala baru yang lebih  terang butuh pengorbanan dan pengorbanan tersebut lahir dari orang-orang yang memiliki suatu tekad,suatu semangat, suatu cita-cita akan hari esok yang lebih adil, beradab, jauh dari KKN, distribusi pembangunan yang merata, dan menjamin hak warga Negara untuk ikut serta berpartisipasi dalam pembangunan itu adalah cita-cita besar dari para pendahulu yang diketahui maupun tidak diketahui jenazahnya sampai hari ini yaitu para pejuang reformasi.
Tambrauw lahir melalui UU Nomor.56 Tahun 2008 tentang pembentukan suatu daerah otonom baru dan mengalami perubahan dengan ditetapkan UU Nomor.14 Tahun 2013, Peristiwa sampai hadirnya Kabupaten Baru butuh suatu proses panjang, suatu pengorbanan baik jasa, waktu, tenaga, pikiran, materi dan Doa dari seluruh elemen masyarakat yang mendiami wilayah pesisir, lembah dan gunung wilayah Tambrauw, mengapa dikatakan ini adalah proses perjuangan yang panjang karena star awal 2004 sampai 2008 baru lahirlah Daerah otonom baru untuk menjawab proses ketertingalan, proses marjinalisasi, lapangan pekerjaan, akses isolasi yang tertutup dari kabupaten Induk yakni Sorong dan Manokwari serta untuk memperkuat eksistensi sumber daya yang Tambrauw miliki baik budaya, satwa, spot wisata, hutan, dan seterusnya untuk dikelola menjadi suatu potensi yang memiliki nilai ekonomis bagi kemajuan masyarakat asli Tambrauw.
Ada empat indicator yang menjadi latar belakang bagi suatu pemekaran suatu wilayah daerah baru aspek Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi Kerakyatan, dan Infrastruktur serta variabel lainya yaitu luas wilayah, jumlah penduduk, sumber daya alamnya, social budaya, jumlah pesebaran Distrik dan dukungan dari kabupaten Induk ini semua bertujuan untuk memperpendek rentan kendali pembangunan serta memberi kesempatan bagi pemilik hak kesulungan untuk memperkuat eksistensi hidupnya karena proses ketertingalan yang cukup lama dan juga sebagai sebuah momentum untuk memangil semua potensi Tambrauw yang sudah bermigrasi keluar untuk kembali membangun eksistensi habitusnya.
Dua belas tahun perjalanan kabupaten Tambrauw adalah usia yang masih labil dalam menjawab sekian problematika dari setiap segi dan bidang diTambrauw namun gebrakan-gebrakan selama 10 Tahun kepemimpinan Bapak Gabriel Asem,SE.M.Si.selaku bupati pertama diwilayah yang baru dan memiliki tantangan yang cukup kompleks dan hanya pemimpin yang memiliki visi besar yang bisa menjawab semua tantangan tersebut walhasil adapun kekurangan itu dinamika dan pekerjaan rumah ke depan bagi generasi Tambrauw yang akan menahkodai Kepimpinan diTambrauw dimasa yang akan datang, karena melihat dari rodmap pembangunan diTambrauw variabel ke empat Infrastrukur yang lebih dominan selama 10 Tahun ini. Kalau memakai prinsip ekonomi Infrastrukut menjadi penting agar disttribusi barang dan jasas lancar agar mendongkrak proses pembangunan yang ada diseluruh wilayah Tambrauw yang meliputi 29 Distrik dan 216 Kampung yang ada tersebut. karena tanpa infrastruktur sebagai basic dasarnya maka perubahan secara signifikan diTambrauw saya pikir tidak ada kemjuan sampai hari ini.
Seperti disampaikan bahwa dari empat variabel Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi kerakyatan dan Infrastruktur variabel tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan daerah maka Tambrauw lebih mengutamakan Infrastruktur sebab untuk membuka isola jalan, jembatan, perkantoran,penerangan,serta fasilitas public lainya yang menjadi kebutuhan masyarakat ketika kebutuhan dasar ini terpenuhi maka tiga variabel lainya akan juga menjadi focus pemerintah baik itu pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan, karena hari ini tiga variabel tersebut penting namun belum menjadi prioritas pemerintah. Karena basic infrasktruktu harus siap baru basic suprastruktur di dorong dengan perencanaan pembangunan, penguatan dan pengembangan yang lebih baik guna meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
Perjalanan selama 12 Tahun telah melahirkan banyak terobosan baru yang luar biasa bagi kemajuan Tambrauw dan itu harus kita sikapi secara bijak dalam artian ada ketertabasan selama 10 Tahun, itu manusiawi mengingat masih banyak pekerjaan rumah yang perlu untuk dipikirkan bersama-sama oleh seluruh elemen lintas generasi diTambrauw hari ini.karena untuk membangun Tambrauw membutuhkan kerja kolektif dengan semangat gotong royong untuk mengantarkan Tambrauw menuju hari esok yang lebih beradab, adil, demokratis dan menjadi rumah bagi kita semua pemilik hak kesulungan diTambrauw. Meminjam perkataan Marten Luther King,Jr’ jika seorang pemimpin belum menemukan sesuaut untuk diperjuangkan hingga akhir hayatnya,maka kehidupanya tidak berharga, oleh sebab itu mari kita bahu-membahu untuk memikirkan masa depan Tambrauw dan berani untuk menemukan sesuatu untuk diperjuangkan bagi kemajuan dan kesejahteraan rakyat asli Tambrauw.
Salam juang untuk perubahan!
Penulis adalah Ketua bidang kaderisasi pengurus pemuda katolik komisariat cabang Tambrauw**