DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –
Namanya Agadonas Kasipmabin, seorang mahasiswa Universitas Negeri Malang yang berasal dari Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua. Agadonas berhasil membantu warga Desa Botoputih dengan mengembangkan produk dari potensi susu sapi perah.
Mahasiswa jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat ini, berkesempatan untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN MD) di Desa Botoputih, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Kesempatan tersebutlah yang dimanfaatkan mahasiswa asal Oksibil ini untuk memproduksi susu sapi perah bagi masyarakat setempat.
Proses Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh Agadonas sejak Agustus 2022 hingga nanti Desember 2022 itu, dirinya mengaku melihat banyak potensi yang dimiliki warga Desa Botoputih, salah satunya ialah susu sapi perah.
“Dalam proses KKN MD yang saya lalui, saya lihat banyak potensi-potensi, permasalahan dan juga ada banyak ilmu yang saya pelajari. Saya juga belalajar bahasa, budaya pada masyarakat setempat,” cerita Agadonas.
Mahasiswa Universitas Negeri Malang ini melihat bahwa sebagian besar atau sekitar 95% warga Desa Botoputih berprofesi sebagai peternak sapi perah. Setiap harinya peternak sapi perah ini, bisa menghasilkan sekitar 4.700 liter yang terkumpul di penggulingan (tempat penampungan susu sapi perah).
Karena alasan itulah, Agadonas membuat program KKN MD yaitu “Peningkatan Produksi Susu Sapi Perah Guna Meningkatkan Perekonomian Warga Desa Botoputih”. Program tersebut, mahasiswa asal Oksibil ini, mengaku lebih kepada produksi susu sapi perah.
Tak sia-sia, melalui program tersebut, Agadonas bersama warga berhasil mengembangkan bahan mentah (susu sapi perah) menjadi sebuah produk susu dalam kemasan (SUBOT). Subot atau Susu Botoputih adalah sebutan untuk hasil produksi susu sapi yang dikembangkan oleh Agadonas.
Susu Botoputih (Subot) diproduksi dalam tigas jenis, yaitu Subot rasa Jagung, Subot rasa Jahe dan Subot rasa Coklat.
Meski demikian, Agadonas mengaku ada kekurangan yang dihadapi warga dalam mengembangkan potensi susu sapi perah ini. “Kebanyakan warga masih memerah susu sapi secara manual (menggunakan tangan),” ucap dia.
Kekurangan tersebutlah, Agadonas berinisiatif untuk membuat proposal kepada pemerintah daerah setempat untuk membantu mesin perah sapi bagi warga Desa Botoputih. “Agar mesin tersebut bantu memperlancar proses produksi susu sapi perah”.
Agadonas Kasipmabin berharap program tersebut serta produk Susu Botoputih yang mereka produksi bisa membantu meningkatkan gisi anak, lansia dan pasien. Dia juga berharap semoga produktivitas susu sapi perah tersebut bisa meningkatkan perekonomian rakyat di Desa Botoputih, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur.
(Editor: Maksimus Syufi)
Luar biasa tetap maju terus