Shinta Bame: Dalam Sehari Bisa Jahit 30-50 Masker

diptapapua.com, SORONG- Sebagai upaya mendukung kebijakan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk wajib masker ketika beraktivitas di luar rumah, maka Pemerintah Provinsi Papua Barat, khususnya Kota Sorong telah menginstruksikan semua masyarakat wajib menggunakan masker ketika hendak beraktivitas di luar rumah.

Kebijakan ini tentu harus diikuti oleh semua mama-mama Papua yang biasa berjualan di berbagai pasar dan lokasi di wilayah Kota Sorong, sehingga dapat mencegah dan mengendalikan Virus Corona atau Covid-19 di Kota Sorong.

Untuk membantu penyediaan masker gratis kepada mama-mama Papua di pasar yang ada di Kota Sorong, maka hal ini mendorong Shinta Bame bersama Yubelina Gema Sedik menjahit masker kain yang dibagikan kepada mama-mama Papua secara gratis.

“Dalam sehari kita bisa menjahit 30-50 masker,” kata Shinta Bame, saat dikonfirmasi diptapapua.com melalui telepon selulernya, Minggu (3/5).

Shinta mengatakan, pihaknya saat ini tengah menjahit 140 masker yang akan dibagikan secara gratis kepada mama-mama Papua. Masker yang dijahit ini bahan dasar kain diberikan oleh beberapa pihak yang ada di Kota Sorong dan juga ada dari mahasiswa dari luar Kota Sorong.

“Bantuan bahan kain ini berasal dari DPRD Kota Sorong dan bantuan dari mahasiswa Papua di Jerman. Dari mahasiswa Jerman sendiri ada 1000 masker, saat ini kami dalam proses jahit,” kata pemudi lulusan SMK Pius XTata Busana tahun 2011 di Magelang Jawa Tengah ini.

Shinta menyatakan, selama menjahit masker memang ada sedikit kesulitan, karena mengingat tenaga hanya dua orang dan bahan juga. Selain itu, mesin jahit yang digunakan hanya dua buah, sehingga hal ini menjadi kesulitan dalam menjahit masker yang disiapkan bagi mama-mama Papua di Kota Sorong.

“Mama-mama Papua mereka tetap berjualan tapi terlindungi dan sehat selalu,” harapnya. (Robert)

"Obor Untuk Papua"

Related Articles

1 COMMENT

  1. Bame dan Yube…..salam buat Sodara di Papua. Semoga selalu sehat dan semakin berbagi Berkat. Salam dari SMK Pius X Magelang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles

Press Release: Kasus Mutilasi dan Pelanggaran HAM di Kabupaten Puncak Papua

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Khasus pelangaran HAM di Kabupaten Puncak Papua semakin massif sampai saat ini. Tindakan-tindakan aparat negara (TNI/POLRI) terhadap masyarakat...

Makin Otoriter, Kepala Security FKIP UNRAM Usir Seorang Aktivis Mahasiswa Papua dan Kawan Solidaritas yang Sedang Makan di Kantin

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Lombok mengutuk dan mengecam keras tindakan represifitas dan otoriter yang dilakukan otoritas Kampus...

Siaran Pers: AMP-KK Lombok Kecam Represifitas yang Dilakukan Otoritas Kampus Unram terhadap Sejumlah Mahasiswa yang Lakukan Lapak Baca

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua -  “Bila tiang utama sistem adalah hidup dalam kebohongan, maka tak mengherankan apabila ancaman utamanya adalah hidup dalam kebenaran.” (Vaclav...

Mahasiswa Nduga Wilayah Jawa Timur Tuntut Pelaku Mutilasi Empat Warga Sipil di Timika Diproses Secara Adil dan Transparan

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nduga (IPMNI) Wilayah Jawa Timur melakukan jumpa pers terkait proses hukum terhadap pelaku pembunuhan...

Lakukan Jumpa Pers, Ini Pernyataan Sikap Mahasiswa Nduga Se-Jawa Bali atas Kasus Mutilasi Empat Warga Sipil di Timika

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pernyataan Sikap Bersama Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nduga Se-Indonesia (IPMNI) Wilayah Barat (Se-Jawa dan Bali) “Atas Proses Hukum Terdakwa...