DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –
“Bila tiang utama sistem adalah hidup dalam kebohongan, maka tak mengherankan apabila ancaman utamanya adalah hidup dalam kebenaran.” (Vaclav Havel)
“Segala sesuatu yang dilakukan oleh kaum tertindas adalah benar.” (George Orwell)
Pada hari ini, Selasa 21 Februari 2023 lagi-lagi terjadi rasisme, kriminalisasi, teror, intimidasi, represif dan pembubaran paksa terhadap Kawan-kawan Mahasiswa Papua bersama kawan-kawan Front Muda Revolusioner (FMR) Mataram, Perkumpulan Mahasiswa Progresif (PMP) Mataram, Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional (PEMBEBASAN) Kolkot Mataram dan Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota (AMP-KK) Lombok serta mahasiswa umum yang tergabung dalam Komite Persiapan International Women Day (KPIWD) Mataram, yang menggelar lapak baca dan diskusi di intimidasi, dikriminalisasi,diancam,diusir dan dibubarkan paksa oleh security rektorat universitas mataram bersama intelijen polda Ntb di depan akademik fakultas hukum universitas mataram dengan tanpa alasan yang jelas.
Pemantauan, kriminalisasi, rasisme, intimidasi dan teror terhadap mahasiswa Papua dan Solidaritas indonesia sangat nampak dan paling kelihatan terjadi pada tanggal 13 november 2022 yang dilakukan oleh Rektor universitas mataram bersama polda Ntb dan selanjutnya represif brutal itu dilanjutkan dengan penangkapan mahasiswa papua dan solidaritas indonesia di dalam rektorat universitas mataram pada tanggal 14 november 2022 lalu. semua kejahatan kemanusiaan, kejahatan kriminalisasi, kejahatan rasisme, kejahatan fasisme, kejahatan represif dan kejahatan pembungkaman ruang kebebasan akademik ini merupakan aktornya adalah Rektor universitas mataram itu sendiri.
Sehingga Rektor Unram dan polda Ntb juga kerja sama untuk intimidasi, kriminalisasi, rasisme, represif, teror dan menangkap terhadap mahasiswa papua di Universitas Mataram buktinya rektor Unram telah pasang orang-orang pedagang kantin, preman dan Intelijen untuk mengawasi, mengontrol dan memantau mahasiswa papua dan solidaritas indonesia ini membuktikan dengan ketika mahasiswa papua dan solidaritas indonesia masuk kampus universitas mataram selalu difoto oleh security dan pedagang kantin juga foto-foto mahasiswa papua ketika mahasiswa papua dan solidaritas indonesia makan di kantin kampus tersebut.
Kronologis singkat!
Pada hari ini, selasa tanggal 21 februari 2023 kami dari Front Muda Revolusioner (FMR) Mataram, Perkumpulan Mahasiswa Progresif (PMP) Mataram,Pusat Perjuangan mahasiswa untuk pembebasan nasional (PEMBEBASAN) Kolkot Mataram dan Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota (AMP-KK) Lombok serta mahasiswa umum yang tergabung dalam Komite persiapan International women day(KPIWD) Mataram yang sedang gelar lapak baca dan diskusi di depan akademik fakultas hukum universitas mataram dengan tema; KOLONIALISME dan SEKSISME.
Rencana lapak baca dan diskusi yang bertema KOLONIALISME dan SEKSISME ini,sebetulnya diadakan lapangan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan(FKIP) universitas mataram atas dasar itu.
1).pukul 10.00 wita kawan civil dan ghasen sudah tiba di lokasi lapangan FKIP Unram dan datanglah kawan nyamuk dari pintu masuk utama FKIP Unram, dipintu masuk dalam FKIP Unram sudah ada siaga intelijen, preman dan security gabungan dari security rektorat maupun security setiap fakultas.
2).pukul 10.20 wita datanglah kawan din dan mulai terlihat intelijen dan security kampus kesana kemari seperti cacing kepanasan atau istri mereka diculik atau dibawa sama orang.
3).pukul 10.25 wita datanglah kawan Victor dan mulai buka lapak buku di lapangan FKIP Unram,tidak lama kemudian datanglah sekitar 20 security kampus dan preman dengan perintahkan untuk tidak mengadakan lapak baca dan diskusi di lingkungan FKIP Unram dengan alasan tidak ada surat izin dari pihak birokrasi kampus dan security Unram untuk lapak baca, diskusi dan berkumpul.
4).pukul 10.30 wita premanisme kampus Unram dan security Unram membubarkan dengan paksa kawan-kawan Komite persiapan International women day yang dilakukan lapak baca dan diskusi tersebut. security, intelijen dan preman reaksioner juga intimidasi, teror dan ancaman kepada kawan-kawan solidaritas Indonesia dengan periksa KTP, kartu mahasiswa, dan tanya asal suku, dan fakultas. Setelah itu,kawan-kawan Komite persiapan International women day dibubarkan bukan langsung pulang melainkan kawan-kawan KPIWD menuju fakultas hukum universitas mataram untuk melanjutkan lapak baca dan diskusi tersebut.
5).pukul 11.45 wita Kawan-kawan Komite persiapan International women day telah buka lapak baca di depan fakultas hukum universitas mataram dan menunggu kawan-kawan lain yang dipencarkan oleh security, intelijen dan preman reaksioner kampus universitas mataram.
6).pukul 12.00 wita kawan ibhas mulai membuka jalannya diskusi kelanjutan dan berkumpul bersama diskusi tersebut kawan-kawan antara lain adalah; kawan Victor sebagai pemantik pertama yang memaparkan tentang kolonialisme dan seksisme di dunia dan Indonesia terutama bagaimana kolonialisme dan seksisme yang dilakukan oleh pemerintah kolonialisme indonesia terhadap rakyat dan bangsa papua barat. Kawan ibhas sebagai moderator diskusi dan kawan nyamuk,kawan edwin, kawan din,kawan civil, kawan ben,kawan ghasen,kawan roina dan kawan-kawan lainnya.
7).pukul 12.20 wita intelijen polda Ntb dan security rektorat universitas bertemu dengan pejabat petinggi fakultas hukum universitas mataram untuk membubarkan,direpresif dan dikriminalisasi terhadap kawan-kawan mahasiswa yang sedang diskusi itu,memperlihatkan dengan pertama kepala security fakultas hukum datang dan lihat-lihat kawan-kawan KPIWD yang sedang diskusi lalu dijalan ke ruang dekan bersama dengan beberapa intelijen polda Ntb dan dua orang intelijen polda Ntb masuk akademik fakultas hukum.
8).pukul 12.35 wita datanglah security sekitar 30 orang dan intelijen polda NTB untuk membubarkan kawan-kawan mahasiswa yang sedang diskusi dan lapak baca tersebut. Mulai melakukan reaksi kebrutalan represif, kriminalisasi, teror dan intimidasi dengan alasan tanpa surat izin diskusi dan lapak baca.tapi kenapa mahasiswa-mahasiswa indonesia lain mereka bebas diskusi dan berkumpul tanpa memiliki surat izin?? sedangkan mahasiswa papua dan solidaritas indonesia yang mengadakan lapak baca dan diskusi selalu di hadang oleh Rektor, security dan intelijen polda Ntb dengan alasan tidak ada surat izin.
Bagaimana logikanya! apa bedanya mahasiswa papua dengan mahasiswa Indonesia pada umumnya sehingga mahasiswa papua dan solidaritas indonesia masuk dikampus atau diskusi harus ada surat izin dari rektor Unram? Kenapa mahasiswa lain diskusi, lapak baca dengan bebas berteriak 24 jam tidak dilarang, diusir dan bahkan mereka berkumpul tanpa surat izin dari rektor Unram?? semua ula intimidasi, kriminalisasi, rasisme, represif, pembungkaman ruang kebebasan akademik dan pembubaran paksa adalah rektor universitas mataram ini disampaikan oleh security bahwa kami diperintahkan oleh pejabat kampus atau rektor Unram untuk membubarkan lapak baca dan diskusi tersebut.
maka dari itu,kami Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota (AMP-KK) Lombok menyatakan
pernyataan sikap bahwa:
- Rektor universitas mataram hentikan kriminalisasi, intimidasi, teror dan pembunuhan karakter mahasiswa papua dan solidaritas indonesia di Universitas Mataram.
2. Rektor universitas mataram stop! Kerja sama dengan polda NTB untuk kriminalisasi, intimidasi, teror, represif dan menangkap mahasiswa papua dan solidaritas indonesia.
3. Rektor universitas mataram hentikan! pembungkaman ruang kebebasan akademik bagi mahasiswa papua dan solidaritas indonesia di Universitas Mataram.
4. Rektor universitas mataram stop! Memasang security, intelijen, preman dan pedagang kantin untuk mengambil gambar-gambar mahasiswa papua dan solidaritas indonesia.
5. Rektor unram bersama security kampus dan intelijen polda NTB hentikan pemeriksaan identitas privasi mahasiswa di unram dengan ancaman,intimidasi dan teror terhadap mahasiswa solidaritas indonesia.
6. Rektor universitas mataram segera menjamin ruang kebebasan akademik bagi mahasiswa papua dan solidaritas indonesia di Universitas Mataram.
7). Rektor Unram stop! Memperkosa UUD 1945 pasal 28E tentang kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat, uu no.9 tahun 1998 tentang kemerdekaan berpendapat dimuka umum dan serta rektor Unram hentikan perkosaan terhadap uu no.12 tahun 2012 tentang kebebasan akademik dan otonom kampus.
Demikian pernyataan sikap ini kami buat dan kami sampaikan kepada Rektor universitas mataram dan polda Ntb agar segera dapat hentikan kriminalisasi,intimidasi, teror dan pembunuhan karakter mahasiswa Papua dan Solidaritas Indonesia di Universitas Mataram atau provinsi nusa tenggara barat.
Medan juang, 21 Februari 2023
Panjang umur hal-hal baik!
Lawan kriminalisasi, intimidasi dan teror!
Panjang umur Perjuangan Pembebasan Nasional Papua Barat!