Oleh: Merry Bame (Guru SMA Katolik Villanova Manokwari)
Covid-19 yang berpengaruh terhadap seluruh aspek kehidupan, membuat Pendidikan juga ikut terpapar. Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), bahwa seluruh siswa melakuakan proses belajar dari rumah. Banyak pembicaraan yang menciutkan kualitas Pendidikan terutama pembentukan karakter anak di rumah. Dengan anak belajar dari rumah membuat orang tua banyak berperan pada proses belajar anak. Setelah lebih dari 3 bulan anak-anak belajar di rumah , terdapat beberapa kendala yang ditemukan oleh orang tua dan guru.
Proses belajar sepenuhnya dari rumah. Orang tua dan anak harus terbiasa menyediakan suasana belajar di rumah pada jam-jam belajar di sekolah. Anak menemukan sebuah kesenjangan suasana antara suasana belajar di rumah dan sekolah. Aktifitas belajar yang dilakukan di rumah butuh kontrol dari orang tua dengan menyediakan ruangan dan media belajar yang dibutuhkan. Anak-anak wajib menjalankan aktifitas seperti biasanya berangkat ke sekolah, untuk sekarang berangkat ke ruang belajar di rumah. Bangun pagi, mandi, dan berpakian seragam sekolah atau yang rapih dan bersih. Orang tua mengawasi dan rutin berkomunikasi dengan wali kelas atau guru mata pelajaran tentang penugasan dan kesiapan anak. Komunikasi yang dilakukan secara rutin dapat menyediakan langkah antisipatif terhadap kendala yang ditemui.Â
Guru secara kontinu menemukan cara menyediakan materi yang fleksible dan kontekstual. Anak tidak mesti dituntut untuk mampu menyelesaikan semua materi pembelajaran. Guru menyediakan materi dengan menggunakan berbagai media interaktif kepada anak dengan memperhitungkan sebaran dan serapan materi pembelajaran oleh anak. Di dalam kelas setiap anak tidak memiliki kemampuan untuk menganalisis atau menggunakan apa yang telah diajarkan secara sama. Bobot sukarnya materi dapat diukur oleh guru dengan memberikan waktu pembelajaran yang panjang dari yang biasanya di dalam kelas. Guru mendapat kesempatan untuk mengukur sejauh mana orang tua berperan dalam mengkontrol proses belajar anak di rumah. Karakter anak juga mendapat perhatian penting. Guru tidak lupa mendiskusikan perkembangan anak-anak selama di sekolah dan membandingkannya dengan yang di rumah bersama orang tua. Anak akan sangat aktif dengan aktifitas harian di rumah, guru memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan alam sekitar melalui tugas-tugas harian. Anak dapat diminta berjalan-jalan dan mengamati apa yang terjadi di sekitar rumah pada masa pandemi ini dan menuliskan untuk tugas Sosiologi, contohnya. Anak-anak diusahakan belajar secara langsung di rumah dan berinteraksi langsung dengan orang tua, alat/benda, dan lainnya yang dapat dijumpai di rumah.
Masa Pandemi yang kemungkinan dicanangkan hingga akhir tahun ini, membutuhkan kerja sama antara orang tua dan guru di dalam menyediakan suasana belajar di rumah dan materi pembelajaran yang kontekstual juga fleksibel. Semoga, Semua cepat berlalu. Salam! (**)