DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –
Belum lama ini, pada Selasa (11/10/2022) di Kota Malang, sekelompok pemuda Papua yang mengatas namakan Eksponen Muda Papua (EMP) melakukan diskusi terkait keberhasilah pembangunan era Jokowi di Tanah Papua. Diskusi tersebut dibawakan oleh Nendy Gire yang mengklaim diri sebagai Aktivis Mahasiswa Papua dan Rahman Patur yang mengaku diri sebagai ketua umum EMP.
Dalam berita yang ditayangkan pada media online detik.com (https://news.detik.com/berita/d-6342836/pengamat-sebut-pendekatan-humanis-jokowi-berhasil-redam-konflik-papua), kelompok Eksponan Muda Papua ini, menyatakan bahwa “Jokowi berhasil membangun Papua dan berhasil memberikan rasa aman serta damai terhadap masyarakat Papua melalui pendekatan humanis”. Kelompok ini juga mengaku bahwa Presiden Jokowi berhasil menumbuhkan ekonomi rakyat.
Tentu pernyataan ini tidak berdasarkan kenyataan di Papua dan tidak didasarkan pada kajian ilmiah yang sesuai dengan kondisi realitas di Papua.
Tak bisa ditutupi lagi bahwa persoalan panjang di Papua semenjak 1961 hingga kini belum mendapat titik terang. Bahkan, di era Presiden Jokowi, terjadi gelombang operasi militer di Papua, seperti di Nduga, Intan Jaya, Yahukimo, Puncak Papua, Pegunungan Bintang, Maybrat dan bahkan beberapa minggu lalu terjadi kasus pembunuhan disertai mutilasi warga Papua di Timika.
Situasi Papua tersebut menunjukan bahwa pemerintahan Jokowi tidak berhasil membuat Papua damai, aman, sejahtera dan maju seperti yang diucapkan oleh kelompok Eksponen Muda Papua.
Parahnya lagi, kelompok Eksponen Muda Papua yang bekerja sama dengan kelompok Posko Timur di Kota Malang ini, mengklaim diri bahwa mereka mewakili seluruh Mahasiswa Papua di Kota Malang, Jawa Timur. Padahal, ketua Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua (IPMAPA Malang), Meiron Jikwa mengaku sudah menolak agenda dari kelompok tersebut.
“Beberapa waktu lalu, kelompok Eksponen Muda Papua ini sudah hubungi kami (pengurus IPMAPA) untuk adakan agenda ini. Namun, kami bersama seluruh orang Papua Malang sepakat untuk menolak kelompok ini. Karena kami lihat kelompok ini hanya memainkan propaganda pemerintah bahwa Papua itu sudah aman, damai, sejahtera dan maju. Padahal nyatanya konflik Papua belum selesai, banyak orang Papua yang mati, banyak hutan Papua yang dibabat habis oleh penguasa dan pengusaha,” jelas ketua IPMAPA Malang.
Meski IPMAPA sebagai payung besar bagi seluruh pangguyuban mahasiswa Papua di Kota Malang sudah menolak agenda kelompok Eksponen Muda Papua ini, namun mereka tetap saja menjalankannya. Bahkan, kelompok ini menjebak beberapa mahasiswa Papua di Kota Malang untuk ikut dalam agenda kelompok tersebut.
“Saya ini baru seminggu di Kota Malang. Saya juga tidak tau, tapi ada kaka laki-laki yang ajak saya, dia bilang pergi ikut diskusi. Saya ikut, dan diskusinya di Cafe. Mereka putar video tentang keberhasilan Jokowi di Papua, mereka bicara tentang Papua tanah damai,” kata Antonius Moktis, salah seorang Mahasiswa Papua di Kota Malang yang mengaku dijebak tersebut.
Antonius Moktis juga mengaku, usai agenda yang dilakukan oleh Eksponen Muda Papua itu, dirinya disogok dengan uang tunai sebesar seratus ribu rupiah (Rp.100.000).
Tak hanya Antonius, salah seorang Mahasiswa Papua di Kota Malang, Kevin Samon juga mengaku dirinya hanya diajak oleh kelompok Indonesia Timur untuk ikut terlibat dalam agenda kelompok Eksponen Muda Papua tersebut.
“Saya juga dihubungi oleh salah satu teman dari Posko Timur. Dia bilang kalau ada diskusi dari teman-teman Papua. Lalu, saya ikut. Dan saat sampai di tempat kegiatan Kelompok Eksponen Muda Papua itu, ada beberapa teman-teman Papua di situ, ada juga dari kelompok Posko Timur,” Kevin mengaku saat klarifikasi di hadapan Orang Papua Malang yang berlangsung di Asrama Manokwari, Kota Malang, Jumat, (14/10/2022).
“Kelompok Eksponen Muda Papua ini, mereka diskusi tentang keberhasilan pemerintahan Jokowi bangun Papua,” lanjut dia.
Pada kesempatan klarifikasi yang dikoordinir oleh Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua (IPMAPA Malang) dan diikuti oleh seluruh Orang Papua Malang itu, Kevin dan Antonius, kedua mahasiswa Papua yang mengaku dijebak tersebut, menegaskan bahwa propaganda ‘sampah’ soal “Papua Damai” dan klaim bahwa kelompok Eksponen Muda Papua mewakili seluruh Mahasiswa Papua tersebut tidak benar.
“Narasi tentang keberhasilan Jokowi bangun Papua, Papua sudah aman, damai, maju dan sejahtera yang dimainkan oleh kelompok Eksponen Muda Papua ini tidak mendasar dan tidak sesuai realitas di Papua,” tegas Kevin Samon dan Antonius Moktis.
Menanggapi propagada kelompok Eksponen Muda Papua yang tidak mendasar dan tidak mewakili Mahasiswa Papua itu, Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua (IPMAPA Malang) secara tegas menolak kehadiran Eksponen Muda Papua di Kota Malang.
IPMAPA juga menegaskan bahwa menolak segala macam organisasi ‘sampah’ yang masuk dan menjebak Mahasiswa Papua di Malang. Mereka (IPMAPA) mengaku bahwa narasi atau propaganda yang dibangun oleh kelompok Eksponen Muda Papua itu tidak benar dan tidak mewakili seluruh Orang Papua di Malang.
Lebih lanjut, IPMAPA Malang juga menegaskan agar kelompok Posko Timur berhenti mengatas namakan Mahasiswa Papua di Malang untuk kepentingan tertentu.
“Papua hari ini tidak baik-baik saja. Jaga persatuan mahasiswa. Dan jangan sampai hanya kepentingan kelompok tertentu, membuat persatuan Mahasiswa Papua hancur. Dan jangan jual isu Papua untuk kepentingan pribadi”.