Oleh: Fr. Kris Sasior
Ibu-Bapa saudara/i yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus kristus. Hari ini adalah hari minggu terakhir dalam tahun liturgi Gereja; dan Gereja merayakan pesta Kristus Raja Semesta Alam. Raja segala raja yang akan datang dalam kemuliaan dan semarak.
Saudara/i yang terkasih, Nubuat Yehezkiel dengan jelas mengatakan bahwa, Allah sendirilah yang mencari “domba” umatNya yang hilang, yang luka Ia akan balut, yang sakit akan Ia kuatkan dan seterusnya. Bapa/i saudara/i yang terkasih. Injil juga,menyadarkan kita akan karya dan pelayanan kita, kita mesti melihat sesama saudara kita yang menderita, sesama kita yang di aniaya, tertindas oleh sistem, saudara kita yang miskin secara fisik atau moral maupun rohani dst.
Saudara/i yang terkasih, pada pengadilan akhir itu tidak dipertanyakan kepada kita tentang apa pekerjaan dan status kita, tidak juga tentang kerajinan, kesuksesan atau kehebatan yang pernah kita lakukan; juga tidak tentang kemalasan dan kegagalan pekerjaan kita. Bagi sang Raja semesta alam, Ia punya satu kriteria yakni, “apa dan bagaimana kita bersikap terhadap sesama kita. Bagaimana kita memperlakukan sesama kita”. Karena “Segala sesuatu yang telah kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina, itu kamu lakukan terhadap Aku sendiri”. Dalam diri sesama seperti itulah Sang Raja Yesus Kristus itu hadir.
Allah, gembala sejati, sekaligus akan menjadi hakim bagi domba-doma-Nya itu. Ia sudah mencurahkan segala kasih dan perhatian-Nya kepada umat yang dikasihi-Nya. Hal ini tidak berarti bahwa mereka boleh berlaku seenak mereka. Tuhan mengharapkan tanggapan umat terhadap kasih yang dilimpahkan-Nya. Tuhan akan memberikan penilaian kepada kawanan domba-Nya dan mereka yang tidak menanggapi kasih itu sebagaimana yang diharapkan Tuhan akan disingkirkan. Tetapi yang dengan rela menanggapi kasih itu akan tetap tinggal damai dan sejahtera.
Memperlakukan sesama adalah kriteria atau syarat dalam pengadilan terakhir. Sesama yang didalamnya Tuhan hadir tidak lain adalah mereka yang sakit, miskin, lapar, haus, hina, yang tak punya rumah, pakaian, yang dipenjara dan dilupakan. Mereka itu ada di sekitar kita. Dan dalam orang-orang seperti itulah, sejauhmana hati dan perhatian yang telah kita berikan.
Sang Raja tampil seperti seorang gembala. Ia adalah gembala agung, yang selama hidup-Nya telah memberikan hidup-Nya, diri-Nya bagi mereka yang sakit, yang kesepian, miskin, Mereka inilah pemilik kerajaan dan yang ikut dalam Kerajaan Kristus sang Raja semesta alam. Allah sendiri dalam Yesus Kristus selalu berpihak pada mereka yang menderita. Tuhan memberikan perhatian penuh kasih kepada domba-domba-Nya, terutama yang sakit dan menderita. Tuhan sang gembala selalu mengundang untuk dtang kepada-Nya, gembala yang sejati itu. Kepada mereka yang tersesat dipanggil untuk datang kepada-Nya. Mereka yang menderita diundang untuk mendapatkan penghiburan. Semua diundang untuk mempercayakan diri kepada-Nya. Dan yang datang kepada-Nya tidak akan dikecewakan. Tuhan hanya ingin mengasihi mereka dan membebaskan mereka dari segala penderitaan; Ia sama sekali tidak membutuhkan apa pun dari mereka. Yang datang kepada-Nya tidak akan dirugikan tetapi justru akan mendapatkan kasih dan perhatian.
Saudara/i yang terkasih dalam konteks kita di Papua ini, bagaimana nasib kita, sangatlah ditentukan oleh sikap dan perlakuan kita terhadap sesama, terlebih yang miskin dan menderita. Akir-akhir ini. Kita dengar ada penembakan terhadap dua pemuda di Ilaga kemarin 21 nov 2020 ini, terhadap seorang katekis dan Pendeta baru-baru ini, dan kasus pelangaran HAM di papua ini yang datang terus-menerus merkrut jiwa-jiwa orang Papua. Injil hari ini dengan jelas mengatakan bahwa berbahagialah kamu yang meberi aku makan ketika aku lapar, minum ketika aku haus, dan pakaian ketika aku telanjang dst.
Saudara/i yang terkasi denga keras Yesus berkata” Terkutuklah dan enyalah dari hadapan-Ku hai orang yang selalu menganiaya aku, menindas aku, dan membunuh aku yang hadir dalam diri orang-orang yang kamu tindas, orang2 yang miskin dan orang2 yang kamu aniaya dan kamu bunuh.
Jadi Saudara/i marilah kita berusaha untuk tetap setia meyalani Tuhan yang hadir dalam diri sesama kita teristimewa mereka yang sakit, miskin atau yang ditindas oleh oknum2 tertentu. Dan marilah kita berusaha untuk trus berjuang membela Hak2 orang-Orang yang miskin teristimewa Hak hidup setiap orang.