Wakil II DPRD Kabupaten Tambrauw Menilai Nasib Orang Asli Tambrauw Diabaikan

diptapapua.com, TAMBRAUW-  Sudah 11 tahun berdirinya sebuah daerah otonomi baru (DOB) di Provinsi Papua Barat yaitu Kabupaten Tambrauw. Namun, dalam 11 tahun berjalan  itu masih banyak dijumpai berbagai macam persoalan yang terjadi di Kabupaten Tambrauw, seperti Pendidikan, Kesehatan, kesejahteraan rakyat dan aspek terpenting lainnya.

Sama halnya yang dinilai oleh Yosep Airai, anggota DPRD Kabupaten Tambrauw ini, bahwa orang asli Tambrauw hingga detik ini, belum menguasai kursi pemerintahan atau belum memimpin dirinya sendiri, pernyataan itu disampaikan Airai melalu pesan singkat yang diterima diptapapua.com (14/05).

Wakil II DPRD Kabupaten Tambrauw, Yosep Airai menuturkan bahwa tujuan mendirikan Kabupaten Tambrauw ialah untuk orang Tambrauw dapat membangun dan memperhatikan nasibnya sendiri, sehingga kedudukan terpenting di pemerintahan harus diberikan oleh orang Tambrauw sendiri.

“Pemekaran daerah Tambrauw adalah peluang untuk orang Tambarauw dapat mengatur kembali  daeranya sehingga semua kebijakan yang diambil pun dapat berjalan sesuai dengan kehendak bersama dan  jabatan-jabatan strategis pun harus ada pada putera dan putri asli Tambrauw,” beber Airai kepada redaksi diptapapua.com saat dihubungi via WhatsApp, (14/05).

“Tambrauw untuk Tambrauw,“ lanjutnya.

Menurutnya realita yang kini terjadi di daerah yang dijuluki penyu belimbing itu tidak sejalan dengan tujuan didirikan kabupaten tersebut. “Realita yang terjadi sekarang tidak sesuai dengan tujuan pemekaran kabupaten Tambrauw dan juga orang asli Tambrauw diabaikan begitu saja sehingga membuat banyak pandangan  ‘kotor’ yang terjadi di Tambrauw,” Jelas Airai.

Airai menegaskan bahwa bupati dan sekretaris daerah (Sekda) yang kini memimpin Tambrauw bukanlah orang asli Tambrauw, sehingga tidak ada putera dan putri asli Tambrauw yang direkrut untuk menduduki jabatan terpenting di Tambrauw.

“Bupati dan Sekda yang sekarang bukan orang asli Tambrauw, sehingga semua orang asli Tambrauw tidak dapat diakomodir untuk bekerja di dalam bidang-bidang terpenting, pertanyaannya kapan  bupati dan sekda orang asli Tambrauw,?” tegasnya.

Yosep Airai mengakui dirinya sebagai ketua II DPRD Kab. Tambrauw kesal dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah (Pemda) Tambrauw yang tidak melibatkan mereka (anggota legislatif), sehingga ada pertanyaan bahwa kapan DPRD Tambrauw diperdayakan?

“Oleh sebab itu Pemda harus jeli untuk melihat yang mana harus diprioritas untuk bekerja di bidang-bidang yang strategis, apakah yang bukan asli Tambrauw atau yang asli Tambrauw?, agar roda pemerintahan daerah berjalan sebaik munkin untuk mencapai kepentingan bersama”, tutup Yosep Airai (N/F: Pilip)

"Obor Untuk Papua"

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles

Perempuan Papua Dalam Cengkraman Kapitalisme

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Banyak orang menyuarakan tentang pembebasan perempuan dari cengkraman patriarki, kolonial atau bahkan kapitalisme. Terlepas dari semua itu, sebagian orang...

Perusahaan ‘Gelap’ Masuk di Perbatasan Intan Jaya dan Waropen

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Beredar di media sosial, terdapat sebuah perusahaan yang masuk secara 'Ilegal' atau tidak mengantongi izin dan mulai beroperasi di...

Puluhan TNI Siksa Warga Sipil di Puncak Jaya

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pada Kamis lalu (13/03/2025), puluhan aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyiksa 5 warga sipil di Kota Baru, Mulia, Puncak...

Menjawab Tantangan Kesehatan di Kabupaten Pegunungan Bintang Dengan 4 Jurus

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Latar Belakang Kabupaten Pegunungan Bintang, yang beribu kota di Oksibil, merupakan salah satu daerah terpencil di Provinsi Papua...

Buku Karya Nyamuk Karunggu Ditahan Perpusnas RI

DIPTAPAPUA.con - Obor Untuk Papua -Nyamuk Karunggu melayangkan surat protes kepada Presiden Republik Indonesia, Perpusnas Indonesia, Menkopolhukam dan Menteri Hukum dan HAM di Jakarta...