Teror Terhadap Mahasiswa Papua: Tetap Tenang dan Berbahaya

DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –

Poster ini bukan untuk dikriminalisasi, maupun untuk mengganggu psikologis kawan-kawan. Barang kaya begini kita sudah alami dari lama sejak kolonialisme, dengan poster kaya begitu buat kita tambah lebih kuat, lebih membakar semangat untuk berjuang, lebih baik lagi untuk menjaga persatuan, karena serangan semacam ini hanya untuk menghancurkan persatuan Mahasiswa Papua (IPMAPA) yang tong ada jaga.

Lebih ke menghancurkan hubungan antara AMP, FRI-WP dan IPMAPA yang tong ada bangun dan jalan sama-sama dari dulu, tong juga tau kalo IPMAPA di beberapa kota sudah hancur. Tapi Malang, masih kuat maka mereka mau hancurkan itu dengan cara-cara ini.

Ini juga bertujuan untuk membuat ketakutan ke semua Mahasiswa Papua di Malang untuk tidak lagi ikut dalam agenda – agenda IPMAPA, bahkan ini juga bertujuan untuk melahirkan ketakutan dan kecurigaan antara orang Papua dan orang Papua di Malang untuk menghancurkan semua aktivitas yang mendidik.

Mahasiswa Papua Malang jangan takut dengan teror atau intimidasi seperti ini, ini tidak sebanding dengan penjajah dan penindasan yang sudah makan ribuan nyawa Rakyat Papua sejak 19 Desember 1961 hingga detik, bahkan yang baru terjadi yaitu Penembakan terhadap Thobias Silak di Yahukimo.

Tapi kita tau situasi yang terjadi di Papua, kita tau juga dengan berbagai alasan apapun kita tetap memberontak, kita memberontak karena berbagai alasan bahwa kita tidak bisa lagi hidup. Bahh anjing Malang ini kecil, polisi tra berani tangkap kita, dan foto dong sebarkan ini menunjukkan bahwa mereka takut.

Tidak sebanding dengan Tragedi Biak Berdarah yang mencatat 8 orang meninggal, 3 orang hilang, 4 orang luka berat, 33 orang luka ringan 150 orang ditahan dan disiksa dan 32 orang ditemukan mayat misterius di Pantai Biak pada 6 Juli 1998.

Tidak sebanding dengan Tragedi Wasior berdarah yang mencatat 4 orang tewas, satu orang mengalami kekerasan seksual, lima orang hilang, dan 39 orang disiksa pada 13 Juni 2001.

Ini Tidak sebanding dengan Wemena berdarah 4 (empat) orang tewas, 39 orang terluka akibat penyiksaan, sebanyak 5 (lima) orang menjadi korban penghilangan paksa dan satu orang menjadi korban kekerasan seksual pada 4 April 2003 yang lalu.

Tidak sebanding dengan tragedi Uncen Berdarah, 1 orang meninggal, 3 orang terkena peluru, 1 orang mengalami penyiksaan, 14 orang tersangka dan 17 orang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO), Pada 16 Maret 2006.

Tidak sebanding dengan Paniai Berdarah, empat Pelajar tewas di tempat usai ditembak oleh pasukan gabungan militer. Lalu, satu orang lain tewas setelah mendapat perawatan di rumah sakit beberapa bulan Dan 17 orang yang luka-luka parah pada 8 Desember 2014.

Tidak sebanding dengan kematian jendral Kelly Kwalik, Tomas Wanggai, Arnold Clemens Ap, Silas Kogoya, Mako Musa Tabuni, Theys Hiyo Eluay, Hubert Mabel, Jacob Filep Karma, Tobias Silak, dan Charles Kogoya serta seluruh rakyat Papua yang dibunuh mati oleh Militer Indonesia, watak psikopat, pemakan darah manusia.

Tidak sebanding dengan pengungsi Nduga yang mencatat sebanyak 56.981 mengungsi sejak 02 Desember 2018. Puncak Papua 2.724 mengungsi. Intan Jaya 5.859 mengungsi sejak 26 Oktober 2021. Maybrat 3.387 mengungsi sejak 02 September 2021. Pegunungan Bintang 2. 252 orang dari Distrik Kiwirok mengungsi sejak 10 Oktober 202.

Di Yahukimo sejak 2.343 orang dari Distrik Suru-suru mengungsi sejak 20 November 2021. Pengungsian terus bertambah sepanjang 2023, Kabupaten Yahukimo 674 warga dari 8 Distrik mengungsi sejak 21 Agustus 2023.

Fakfak 500 Orang Mengungsi dari distrik (kramongga) sejak 16 Agustus 2023. 2.600 orang mengungsi sejak 12 April 2024.
Dengan total pengungsi 76, 919 juta ribu pengungsi rakyat Papua.
Post : Viktor Yeimo (http://humanrightsmonitor.org/,)

Tidak sebanding dengan 567 ribu hektar tanah masyarakat adat hilang setiap bulan demi kepentingan perusahaan asing dan Indonesia, di 7 (Tujuh) Wilayah adat di seluruh tanah Papua. Kasus perampas tanah adat baru-baru ini seperti Welesi Wamena, suku Awyu dan Moi (all eyes on Papua)

Poster Provokasi, teror dan intimidasi serta pembukaman ruang demokrasi ini tidak sebanding dengan semua persoalan penderitaan rakyat Papua yang sudah saya sebutkan dan sebagian besar yang tidak saya sebutkan. Pasca kemerdekaan Rakyat Papua 1 Desember 1961, namun 18 hari kemudian melalui Trikora 19 Desember 1961 awal mula penderitaan, penjajahan dan Penindasan. Genosida, Ekosida dan Etnosida terstruktur dan massif yang terjadi di Papua selama 64 tahun.

Biar mereka yang mengakui diri sebagai orang Papua kulit hitam dan keriting rambut tapi menjual informasi sesama orang Papua demi nasi bungkus dan uang seratus ribu. Karena, mereka bodoh dan tidak tau persoalan atau apa yang terjadi di Papua, biarkan Intel dan militer membuat provokasi dan penangkapan tapi harus kita sadari bahwa kebenaran tetaplah kebenaran dan kebenaran tak akan mati.

Kita tetap tenang dan melawan segala bentuk penderitaan dan penjajah di atas tanah Papua, kita tetap menjalankan organisasi, agenda-agenda mendidik, menyadarkan Mahasiswa Papua di Malang agar rasa kekeluargaan, kesatuan dan persatuan tetap bertumbuh subur dan berlipat ganda.

Generasi muda dan Mahasiswa Papua adalah jantung rakyat Papua, jika generasi muda dan Mahasiswa Papua diam, maka rakyat Papua musnah.

[Penulis adalah lelaki Jalanan yang mengengemis cinta dan revolusi di kiri jalan/ Capten Gire]

"Obor Untuk Papua"

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles

Mahasiswa Nduga dan Lanny Jaya Kota Malang Sikapi Konflik Horizontal antara Masyarakat Lanny Jaya dan Nduga

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Konflik berawal dari kasus perselingkuhan yang berujung konflik saudara di kampung Hilekma, Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua...

IPMK Kota Studi Jayapura Dukung Deklarasi Lembah Kebar Sebagai Tanah Injil dan Keadilan Ekologis

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Ikatan Pelajar dan Mahasiswa/i Kebar (IPMK) Kota Studi Jayapura mendukung deklarasi Lembah Kebar sebagai Tanah Injil dan Keadilan Ekologis...

Pernyataan Sikap Mahasiswa dan Pelajar Asal Nduga Terkait Dana Pendidikan

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Manusia Membutuhkan Pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar Manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara...

Kronologis dan Tuntutan Keluarga Korban Penembakan Thobias Silak

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Kronologis dan tuntutan ini dikeluarkan oleh keluarga Thobias Silak, korban penembakan yang mati di Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan pada...

Dituduh Bunuh Pilot Selandia Baru, TPNPB Bantah Tudingan Itu

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Dikutip dari detik, pada (5/08/2024) diberitakan bahwa seorang Pilot asal Selandia Baru bernama Glen Malcolm Conning (50) dibunuh oleh...