DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –
Para mahasiswa Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) melakukan aksi, menuntut pihak lembaga dan manajemen kampus terkait fasilitas penunjang kesejahteraan bagi mahasiswa yang hingga saat ini belum lengkap.
“Aksi yang kami lakukan hari ini terkait fasilitas penunjang kesejahteraan bagi mahasiswa yang hingga saat ini belum memadai,” kata Ronny Tigi, Ketua BEM USTJ kepada Dipta Papua, Senin (7/11/2022).Â
Antara lain, lanjut Ronny “menuntut penyediaan sekretariat bagi Pengurus Organisasi Mahasiswa dari tingkatan Jurusan sampai pada tingkatan BEM Fakultas”.
Ronny juga menjelaskan alasan dirinya bersama para mahasiswa lainnya melakukan aksi. Ia mengatakan setelah dua tahun organisasi kemahasiswaan berjalan vakum, dan saat ini semua sudah kembali aktif.
“Alasan aksi hari ini, yakni karena semua Organisasi Mahasiswa USTJ sudah mulai aktif, setelah vakum selama kurang lebih 2 tahun, mulai dari organisasi UKM, HMJ dan BEM Fakultas,” ujar Ronny.
Dan untuk menunjang serta mendorong kegiatan, Kata Ronny, mahasiswa perlu wadah atau tempat untuk berkumpul serta berdiskusi. “Artinya fasilitas ruang BEM Fakultas, HMJ dan beberapa UKM belum ada sekretariat,” bebernya.
Lebih lanjut, Ronny mengatakan aksi hari ini juga merupakan bentuk penyadaran kepada mahasiswa agar selalu bersikap kritis. Tidak hanya dilingkungan Kampus, dia berharap mahasiswa juga harus kritis melihat realita dan fenomena yang terjadi di luar kampus.
“Mari kita baku kas tau antara sesama mahasiswa bahwa realita kita di Papua tak sama dengan cerita rekayasa yang tersebar,” tegas Ronny.
Aksi mahasiswa USTJ kali ini juga, menyoroti beberapa hal, termasuk isu-isu Nasional, Internasional dan Daerah yang masih hangat di tengah masyarakat saat ini.
“Menyoal KTT G-20 di Bali yang rasanya akan berdampak pada implementasi UU Cipta Kerja atau Omnibus Law yang telah disahkan sepihak itu, tentu akan menyengsarakan buruh dan masyarakat adat,” terang ketua BEM USTJ.
“Kemudian isu daerah yang kami soalkan adalah terkait misteri kematian Bapak Bangsa Papua, Filep Jakob Semuel Karma yang secara tiba-tiba ditemukan jasadnya di pantai Base-G agar ada investigasi yang mendalam,” sambung Ronny menutupnya.
[Reporter: Jeffry Badii]