Aksi Damai Untuk Papua Berujung Pembubaran Secara Paksa

MALANG, diptapapua.com – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Perjuangan Demokrasi, pada  Selasa (01/09/2020) melakukan aksi damai di Kota Malang. Aksi tersebut menuntut agar pihak terkait segera mencabut surat keputusan drop out (SK DO) sepihak terhadap empat Mahasiswa Universitas Khairun (Ukhair) Ternate yakni Arbi M Nur, Fahyudi Marsaoly, Ikra Alkatiri, Fahrul Abdulah). Melalui SK Rektor tertanggal 12 Desmber 2019 itu di-drop out dengan alasan mencederai nama Universitas karena terlibat dalam pembebasan West Papua pada 2 Desember 2019 lalu.

Aksi damai long march tersebut dimulai pada pukul 15.55 WIB di Alun-alun Kota Malang hingga diblokade oleh pihak kepolisian di perempatan BCA, Jl. Semeru Kehuripan Kota Malang, Jawa Timur. Awalnya massa aksi akan melakukan long march dari alun-alun hingga depan Balai Kota Malang.

Massa aksi yang melakukan orasi secara bergantian serta menyerukan yel yel “Papua Merdeka” itu, sempat terjadi dorong mendorong dengan pihak kepolisian, karena aksi damai tersebut dihadang dan diisolasi dengan ketat di perempatan BCA sehingga massa aksi tak bisa melanjutkan long march menuju Balai Kota. Tak hanya anggota kepolisian yang memblokade massa aksi, namun dibantu juga dengan beberapa anggota TNI dan juga dua ekor anjing pelacak.

Kendati situasinya memanas, massa aksi yang berjumlah 29 orang itu terus melakukan orasi dan menyampaikan tuntutannya. Salah seorang wanita yang melakukan orasi, dengan tegas dirinya menolak keberlanjutan otonomi khusus alias Otsus Jilid II. “Saya adalah perempuan asli Papua, saya dengan tegas menolak Otsus Jilid II di Papua,” tegas orator itu di tengah hadangan puluhan polisi yang lengkap dengan atributnya.

Aksi terus berlanjut hingga pukul  17.30 WIB polisi membubarkan sembari mendorong massa aksi secara paksa ke dalam mobil truk polisi. Insiden tersebut mengakibatkan dua orang wanita yang terlibat dalam aksi damai tersebut pingsan dan dinaikkan ke dalam truk dengan kondisi tak sadarkan diri. Massa aksi diangkut truk dan dibawa dengan pengawalan ketat menuju kontrakan mahasiswa. Sambil diangkut truk, teriakan “Papua Merdeka” terus terdengar menghiasi perjalanan pulang. (N/F: Maxi)

"Obor Untuk Papua"

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles

Praktek ‘Apropriasi’ Budaya Papua oleh Warga Jember saat Karnaval Budaya

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Kasus diskriminasi terhadap mahasiswa asal Papua kerap terjadi, termasuk di Kabupaten Jember. Salah satunya dialami oleh Kostantina (24),...

Saat Yudisium, Mahasiswa Papua Kampus Unram Dikriminalisasi Pihak Kampus

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pasca Gelar Yudisium Fakultas Hukum Universitas Mataram (Unram), Security kampus dan Intelijen Kriminalisasi dan Intimidasi Mahasiswa Papua di Universitas...

Misa Perdana Pater Kristian Sasior Diiringi Tarian Adat Suku Irires

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Prosesi tarian adat Suku Irires mengiringi Misa Perdana Pater Kristian Sasior. OSA di Gereja Katolik Santa Maria Asiti,...

Alokasi Dana Pemilu Bermasalah, KPK Diminta Periksa KPU Tambrauw

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Pengalokasian dana persiapan pemilihan umum (Pemilu) dikatakan bermasalah. Hal itu disampaikan oleh Yance Akmuri, selaku ketua Panitia Pemilihan...

IPMKR Sorong Luncurkan Website Berita: Demi Permudah Publikasi Informasi

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Bertepatan saat Musyawarah Besar, Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kebar Raya (IPMKR) luncurkan Website berita resmi milik IPMKR. Situs berita...