Kalimat “Perbaiki Keturunan” itu Rasis Terhadap Orang Kulit Hitam

DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –

Oleh: Maksimus Syufi)*

“Perbaiki Keturunan”! dua buah kata dalam satu kalimat yang sering sa dengar ini, bermaksud untuk menjelaskan seorang laki-laki berkulit hitam, rambutnya keriting yang menikah dengan seorang perempuan kulit putih/ mulus, rambut lurus.

Kalimat itu, sa tidak dengar di orang Amerika atau di orang Australia, kalimat itu muncul di antara torang, sesama orang Papua. Sa adalah anak Papua yang lahir dari rahim Mama Papua dan sa punya Bapa keturunan asli Papua, rambutnya keriting dan kulitnya hitam. Lantas kenapa? ketika sa pacaran atau kawin dengan perempuan keturunan Jawa yang kulitnya putih, rambutnya lurus lalu ada yang bilang itu sa “Perbaiki Keturunan”.

Emang ada yang salah dengan sa punya keturunan kh? Sehingga sa harus perbaiki keturunan dengan perempuan kulit putih. Ada yang buruk dari sa punya kulit yang hitam atau sa pu rambut yang keriting ini kh? Sehingga sa harus perbaiki ras itu? Yang paling terpukul itu, kalimat itu tidak datang dari orang lain (non Papua), tetapi itu muncul dari torang sesama orang Papua. Seakan, ras melanesia yang rambut keriting, kulit hitam itu salah! Sehingga harus perbaiki dengan ras yang kulitnya putih, mulus dan rambut lurus.

Ingat! “Hitam tidak berarti kotor, putih tidak selalu bersih”. Sa ingat lagi kata-kata dari Presiden ke-2 Zimbabwe, Robert Mugabe dia bilang begini “Rasisme tidak akan pernah berakhir selama mobil putih masih menggunakan ban hitam; Jika orang masih menggunakan warna hitam untuk nasib buruk dan putih untuk perdamaian; Jika orang masih memakai pakaian putih untuk pernikahan dan pakaian hitam untuk pemakaman; Selama mereka yang tidak membayar tagihannya dimasukkan dalam daftar hitam dan tidak masuk daftar putih. Tapi saya tidak peduli selama saya masih menggunakan kertas tisu putih untuk menghapus pantat saya! Dengan itu saja, saya akan selalu baik-baik saja”.

Sa tidak tau, kenapa kalimat “Perbaiki Keturunan” itu muncul di tengah orang kulit hitam, terutama di antara Orang Papua. Apakah kalimat ini muncul secara sadar dan sengaja? Atau kalimat ini muncul karena kita masih menganut cara berpikir yang masih menganggap putih itu suci dan hitam itu buruk. Atau kita tidak sadar kalau kalimat yang sering diucapkan itu justru rendahkan ras kulit hitam. Dan itu rasis kawan!

Tentu kita masih ingat, kejadian rasisme tahun 2019 yang bermula di Asrama Mahasiswa Papua, Surabaya. Mereka anggap orang Papua itu monyet, kotor, bau dan stigma buruk lainnya. Karena apa? Karena orang Papua kulitnya hitam, rambutnya keriting. Dan bagi mereka, hitam itu kotor, hitam itu bau, hitam itu buruk, Kecuali kulit putih. Dan seluruh orang Papua di mana saja, sepakat untuk tolak diskriminasi rasial itu, seluruh orang Papua turun ke jalan, demontrasi besar-besaran untuk tolak rasisme terhadap orang Papua.

Lalu, kenapa sekarang kita harus mengulangi rasisme itu? Kenapa kita justru praktekkan itu lagi? “Perbaiki Keturunan”! Memangnya ada yang salah dari kulit hitam kh? Hitam itu salah dan putih itu benar kh? Ini Rasis Kawan!

Jika kulit hitam itu kotor, kulit hitam itu buruk dan kita semua mau kulit putih supaya dianggap bersih, dianggap wangi, dianggap suci, maka kita setuju untuk meludahi kulit hitam demi perkembangan produk kecantikan. Tiap hari kita harus beli ponds, citra dan berbagai macam produk kecantikan untuk menghina kulit hitam. “Hitam harus dihina, agar produk kecantikan ini laku dipasarkan”.

Sa tidak salahkan orang Papua yang bicara “Perbaiki Keturunan” atau yang beli alat kecantikan di pasar, kita tidak salah untuk ini! Ini kita bicara tentang kapitalisme global, ekonomi global. Bagaimana kapitalisme global dia harus kuasai seluruh pasar, dengan cara apa? salah satunya ialah rasis terhadap kulit hitam. “Anda tidak dapat memiliki Kapitalisme tanpa Rasisme,” Malcolm X, seorang Aktivis dari Amerika Serikat.

Ini pembahasannya sudah meluas, sa hanya fokus untuk kritik kalimat “Perbaiki Keturunan”. Menurut saya kalimat itu rasis terhadap orang kulit hitam. Kalimat itu sebenarnya dia mau bilang kalau; hitam itu kotor, hitam itu bau, hitam itu salah, hitam itu buruk, kecuali ko ubah ko punya kulit yang hitam itu ke putih. Karena orang anggap bahwa; putih itu bersih, putih itu wangi, putih itu suci, putih itu benar dan putih itu cantik. Itu jadi alasan kenapa Yesus pakai Jubah putih sebagai lambang kesucian dan Iblis pakai jubah hitam sebagai lambang kejahatan. Berarti Yesus itu rasis kh? Atau jangan-jangan, ilustrasi tentang Yesus itu diproduksi oleh orang kulit putih, akhirnya budaya rasisme itu tercium di dalam cerita Yesus.

Inti dari kritikan ini adalah “Putih tidak selalu bersih dan Hitam bukan berarti kotor”.

"Obor Untuk Papua"

Related Articles

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles

Mahasiswa Nduga dan Lanny Jaya Kota Malang Sikapi Konflik Horizontal antara Masyarakat Lanny Jaya dan Nduga

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Konflik berawal dari kasus perselingkuhan yang berujung konflik saudara di kampung Hilekma, Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua...

IPMK Kota Studi Jayapura Dukung Deklarasi Lembah Kebar Sebagai Tanah Injil dan Keadilan Ekologis

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Ikatan Pelajar dan Mahasiswa/i Kebar (IPMK) Kota Studi Jayapura mendukung deklarasi Lembah Kebar sebagai Tanah Injil dan Keadilan Ekologis...

Pernyataan Sikap Mahasiswa dan Pelajar Asal Nduga Terkait Dana Pendidikan

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Manusia Membutuhkan Pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar Manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara...

Teror Terhadap Mahasiswa Papua: Tetap Tenang dan Berbahaya

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Poster ini bukan untuk dikriminalisasi, maupun untuk mengganggu psikologis kawan-kawan. Barang kaya begini kita sudah alami dari lama sejak...

Kronologis dan Tuntutan Keluarga Korban Penembakan Thobias Silak

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Kronologis dan tuntutan ini dikeluarkan oleh keluarga Thobias Silak, korban penembakan yang mati di Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan pada...