PAPUA, diptapapua.com – Beatrix Gebze aktivis perempaun Papua yang aktif bersuara demi hutan di Papua atau khususnya di Selatan Papua, Merauke dan Boven Digoel. Dalam diskusi online yang digelar oleh Greenpeace Indonesia dengan tema “Masa Depan Hutan Papua Mau Dikemanakan?”. Gebze menuturkan bahwa dirinya melihat Sumber Daya Alam (SDA) di Papua ini melimpah, namun Manusianya masih miskin di atas tanahnya sendiri.
“Manusia Papua ini miskin karena belum siap jika dihadapkan dengan hutan buatan, seperti kebun kelapa sawit dan sebagainya,” bebernya dalam diskusi yang berlangsung secara online pada Kamis (25/06/2020).
Kemudian, Pihaknya mengaku kebijakan yang dilakukan pemerintah terhadap masyarakat atau hutan adat, tidak tepat pada sasarannya. “Bagi kami kebijakan yang dilakukan pemerintah itu sebuah penipuan karena ‘latihan lain main lain’. Kebijakan pemerintah itu harus perhatikan pola kehidupan orang Papua sehingga tidak bertolak belakang ,” tutur Gebze.
“Stigma yang mengatakan bahwa Orang Asli Papua (OAP) tidak bisa atur uang, tidak bisa bekerja atau juga pemalas, itu harus diperhatikan demi pembangunan bagi Orang Papua,” sambung Aktivis Perempuan Papua ini.
Lalu, Gebze membicarakan terkait bagaimana hutan di Papua dieksploitasi demi kepentingan politik “Ada perjanjian politik dari pihak tertentu untuk mencapai kemenangan, justru menghancurkan hutan Papua”. Lanjutnya “Belajar dari masyarakat adat Merauke dan Boven Digoel khususnya untuk perempuan dan anak-anak, mereka tidak lagi mengenal tanaman yang sering digunakan untuk atribut budaya dan juga minimnya penggunaan bahasa daerah”.
Dia menuturkan bahwa secara tidak langsung bahasa daerah itu akan hilang, artinya orang Papua itu telah diindonesiakan dengan bahasa Indonesia. “Kita lihat orang-orang tua di Pedalaman Papua, mereka fasih bicara bahasa Indonesia,” kata Gebze.
Sementara berbicara tentang pemanfaatan hutan, Gebze mengatakan bahwa di Papua pemaanfatan hutan kayu lebih tinggi ketimbang yang bukan kayu, karena demi pembangunan rumah dan sebagainya.
Namun, menurutnya hasil hutan yang bukan kayu jauh lebih kaya. “Jadi kalau kita berbicara tentang keselamatan hutan, tidak hanya tentang kayu, tetapi segala yang tersimpan di dalam hutan, mulai dari dalam tanah hingga yang ada di atas tanah harus dilindungi,” tegas Gebze.
“Salah satu Mama Papua pernah bilang, Kita siap untuk melahirkan generasi Papua, tetapi mereka mau hidup di tanah yang mana?,” tambahnya.
Hutan di papua ini merupakan hutan yang tersisa sehingga Gebze menegaskan agar semua pihak harus menjaganya.
“Menjaga hutan adat di Papua itu harus ada penguatan lintas jaringan antara masyarakat adat, pihak akademis, gereja dan pihak lainnya sehingga yang menjaga hutan tidak hanya masyarakat adat,” pungkasnya. (N/F: Maxi)