PAPUA, diptapapua.com – Belum lama ini, TPNPB-OPM mengaku menembak dua anggota dalam tim gabungan pencari fakta (TGPF) yang dibentuk oleh Menko Polhukam Mahfud MD, untuk menginvestigasi kasus penembakan Pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya.
Juru Bicara Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat- Organisasi Papua Merdeka (Jubir Komnas TPNPB-OPM) Sabby Sambom menegaskan bahwa pihaknya akan menindak secara tegas tim investigasi yang tidak dipercayakan, salah satunya ialah TGPF.
“Kami akan dengan tindak tegas semua tim yang kami tidak percaya. Seperti TGPF bentukan Mahfud MD, itu saya yang langsung perintahkan untuk tembak tim itu dan saya akan tanggung jawabkan. Logikanya pelaku tidak bisa bentuk tim untuk selidiki kasus yang dia sendiri lakukan. Itu kan tidak masuk akal,” tegas Sabby Sambom saat diwawancarai jurnalis diptapapua.com via panggilan suara, Senin (12/10/2020).
Sabby melanjutkan bahwa pihaknya hanya menghendaki tim yang independen untuk investigasi kasus di Papua. “Yang kami butuh adalah tim investigasi yang independen yang dipimpin langsung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” tutur Sambom.
Saat ditanya mengenai keterlibatan beberapa orang Papua yang tergabung dalam tim gabungan pencari fakta itu, Sabby Sambom membeberkan bahwa pihak TPNPB-OPM hanya akan menghendaki orang Papua yang dipercaya, karena menurutnya kini banyak orang Papua yang mencari makan di Jakarta.
“Orang Papua siapa, kami hanya percaya orang Papua yang terpercaya investigasi kasus HAM di Papua. Termasuk juga jurnalis yang independen. Itu kami akan percaya,” ucapnya.
Terkait tim Pansus DPR Papua untuk investigasi kasus penembakan pendeta di Intan Jaya, yang berhasil mengumpulkan data yang akurat dan telah berhasil mengungkapkan pelaku penembakan Pendeta Yeremia Zanambani yaitu TNI. Pihak TPNPB-OPM mengaku menghendaki tim itu untuk investigasi ke Intan Jaya karena ada pihak yang dipercayai dalam tim Pansus itu.
“Kami sudah tahu tim Pansus yang investigasi kasus penembakan di Intan Jaya. Kami tidak menindak tim itu, karena ada anggota di dalam tim itu yang kami percaya,” papar jubir TPNPB-OPM ini.
Sabby mengaku perang yang dilakukan pihaknya, bukan sekedar perang karena kalah dalam mencari jabatan atau perang karena ingin pembangunan. Namun, perang yang mereka lakukan memiliki tujuan yang besar yaitu pembebasan rakyat West Papua.
“Kami perang itu punya tujuan yang besar, tidak mungkin kami tidak punya tujuan. Kami punya tujuan adalah intervensi PBB dalam meja perundingan (Indonesia dan Papua) dimediasi oleh PBB dan dalam perundingan itulah orang Papua menentukan nasib sendiri (referendum) atau ikut mekanisme PBB,” bebernya.
“Kami perang juga bukan untuk minta dialog lagi dengan Indonesia, bukan juga dengan para pejabat di Papua, tetapi kami inginkan agar PBB segera selesaikan persoalan Papua. Ini tanggung jawab PBB,” tutup Sabby Sambom.
Reporter: Maksimus Syufi