Kronologis: Asrama Mahasiswa Papua di Makassar Masih Dikepung

DIPTAPAPUA.com – Obor Untuk Papua –

Semenjak kemarin (Rabu, 8 Juni 2022) saat Mahasiswa Papua di Makassar melakukan aksi demonstrasi damai, rentetan represifitas, intimidasi dan pembungkaman ruang kebebasan masih terus dilancarkan pihak Ormas Reaksioner hingga hari ini (9/06).

Berawal dari Persiapan Aksi Tolak Otsus, Tolak DOB oleh Mahasiswa Papua di Kota Makassar

Dalam keterangan yang diterima media ini, sebelum aksi pada Rabu pagi (pukul 07.00 WITA) sudah terlihat beberapa kelompok Ormas Reaksioner bersama sejumlah Intel yang berlalu-lalang di depan Asrama Mahasiswa Papua (titik kumpul massa aksi).

Tak lama kemudian, sejumlah polisi berseragam lengkap datang ke titik kumpul. Lalu, pada pukul 09.40 massa aksi yang berjumlah 40 prang tersebut mulai menyiapkan peralatan aksi (poster, spanduk dll). 30 menit kemudian, massa aksi keluar dari dalam Asrama Papua, lalu membentangkan poster, spanduk dan mulai melakukan aksi long marc dari depan Asrama (Jl. Lanto Daeng Pasewang) menuju titik aksi di Monumen Mandala, Kota Makassar.

Namun, saat mereka (Mahasiswa Papua) memulai aksi long march, pihak Kepolisian dan Intela langsung menegaskan kepada massa aksi agar aksi tersebut dibatalkan dengan alasan ada kelompok Ormas. Kordinator aksi langsung merespon alasan kepolisian itu “aksi tetap dilaksanakn sesuai peraturan yang ada, dan kami sudah memberikan surat pemberitahuan aksi sehingga yang harus diamankan itu pihak Ormas yang berpotensi menimbulkan bentrok”.

Setelah sekitar tiga meter massa aksi melakukan long marc, atau tepat di depan Laboratorium RSJ Dadi, kelompok Ormas Brigadi Muslim Indonesia (BMI) yang dipimpin oleh Zulkifli langsung menghadang massa aksi. Kelompok Ormas Reaksioner ini lalu membubarkan massa aksi dengan melempar batu, memukul dengan kayu, menendang hingga tiga orang massa aksi mengalami luka berdarah. Korlap pun dipukul hingga beberapa bagian tubuh mengalami luka.

Perlakuan represif dari Ormas itu, lalu terjadi saling lempar antara Ormas dan massa aksi. Sekitar 30 menit terjadi saling lempar itu atau pada pukul 11.00 WITA, keamanan aksi mengarahkan massa aksi untuk masuk dan berlindung di halaman Asrama Papua (titik kumpul semula).

Jelang satu jam, meski Ormas bersama pihak kepolisian masih banyak di depan Asrama, Koordinator lapangan secara tegas langsung membacakan pernyataan sikap di dalam lingkungan Asrama Papua.

Setelah membacakan pernyaan sikap, sebanyak 40 orang anggota kepolisan, 15 polisi berpakaian preman (intel), 17 Ormas reaksioner dan dua Mobil Dalmas tetap parkir di depan Asrama Mahasiswa Papua kota Makassar.

Berikut beberapa orang massa aksi yang mengalami luka akibat kekerasan yang dilakukan oleh Ormas BMI pimpinan Zulkifli itu; Nagen Bayage 21 th (bagian jari telunjuk luka), Walfer Silak 22 th (bibir bawah picah, bengkak), Andi Tekege 24 th (mata bagian bawah luka, kening luka dan dahi luka), Eli Yaki 21 th (bagian belakang luka) serta Kemyy Telenggen 21 th (bagian jari jempol luka).

Upaya Pembungkaman Ruang Kebebasan itu, terus menimpa Mahasiswa Papua hingga pada hari ini (Kamis, 9/06).

Usai kekerasan yang dilakukan Ormas reaksiner terhadap Mahasiswa Papua yang tergabung dalam Petisi Rakyat Papua (PRP) Sekber Makassar itu, pada pukul 16.40 WITA (8/06) mereka melakukan Jumpa Pers melalui siaran langsung pada halaman facebook Petisi Rakyat Papua.

Usai jumpa pers itu dilakukan, sekitar dua menit berlalu, tiba-tiba bunyi sirene di depan Asrama Papua. Ternyata bunyi sirene aparat berseragam coklat dan hijau. Puluhan aparat gabungan berada di depan Asrama. Aparat gabungan itu menggunakan dua mobil dalmas, dua mobil dengan gas air mata, sejumlah motor patroli.

Kemudian, pada Pukul 17.14 WITA, puluhan Ormas reaksioner melakukan aksi di samping kanan Asrama Mahasiswa Papua. Lalu, menjelang 40 menit, aparat gabungan tadi mendirikan dua tenda di depan Asrama. Berdasarkan pantauan mahasiswa Papua dari dalam Asrama, aparat gabungan itu semakin bertambah dan terus bertambah.

Pada pukul 23.24 pihak tertentu melancarkan teror terhadap Mahasiswa Papua lainnya di Kota Makassar. Mereka (orang tak dikenal) menaruh buah pisang di depan pintu masuk Asrama Puncak Jaya (Jl. Rappocini Lorong 9A). Jelang beberapa menit, orang tak dikenal mencari kawan Nabila (seorang Mahasiswa yang ikut demonstrasi yang dibubarkan itu). Mereka (OTK) mencari Nabila di kost-nya.

Kemudian pada Pukul 24:48 WITA (setengah 1 malam), aparat kepolisian menggunakan enam mobil mendatangi Mahasiswa Papua di Asrama Yahukimo Kota Makassar. Lalu delapan anggota polisi di antaranya masuk ke Asrama dan minta foto serta menanyakan jumlah mahasiswa yang ada di asrama Yahukimo tersebut. Namun, ditolak oleh penghuni Asrama dengan alasan sudah larut malam (bukan waktu kunjung tamu).

Di asrama Mahasiswa Papua tadi, pada pukul 01.12 WITA (dini hari), terlihat lima anggota TNI dengan seragam lengkap dengan sejumlah pucuk senjata berada di pos darurat yang mereka dirikan di depan Asrama. Sementara aparat gabungan lainnya berjaga-jaga di samping kiri dan kanan Asrama Mahasiswa Papua itu hingga pagi.

Pada Tanggal 09 Juni 2022

Pukul 07.00 WITA (pagi) mobil dalmas terlihat keluar dari RS. Dadi (belum dipastikan isi dalamnya) karena tertutup. Lalu pada pukul 14:00, satu tenda darurat ditambahkan lagi oleh aparat gabungan itu.

Laporan terakhir saat ini, pada pukul 17.25 WITA di depan Asrama Mahasiswa Papua Kota Makassar, terdapat 16 anggota Brimob berseragam lengkap dengan senjata, lima TNI, 13 Polisi, Tujuh Intel dan Tiga Polantas melakukan apel sore tepat di depan Asrama Papua.

Atas peristiwa teror, intimidasi, represif dan pembungkaman ruang kebebasan yang dialami Mahasiswa Papua di Kota Makassar itu, maka mereka meminta solidaritas dari seluruh elemen masyarakat Papua dan seluruh Indonesia untuk  menekan Rezim Joko Widodo untuk segera:

1 . Cabut Otsus ,Tolak DOB dan Berikan Hak Menentukan Nasib Sendiri bagi Rakyat Papua sebagai Solusi yang demokratis

  1. Mendesak kepolisian Republik Indonesia dalam hal ini Polresta kota Makassar dan Kodim untuk segera tarik pasukan dari Asrama Papua sekarang juga
  2. Mendesak kepada Kapolda Sulawesi Selatan untuk menjamin keamanan bagi Mahasiswa Papua serta menindak tegas Ormas Reaksioner yang selalu menghadang aksi Mahasiswa Papua di Makassar
  3. Kami juga meminta kepada rekan-rekan Mahasiswa Papua di Makassar yang ada di Kontrakan, kos-kosan untuk tidak terprovokasi oleh pihak tertentu. Tetap dalam satu komando dan satu jalur koordinasi.
  4. Kami juga meminta dukungan solidaritas dari Mahasiswa dan Rakyat Papua

"Obor Untuk Papua"

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles

Mahasiswa Nduga dan Lanny Jaya Kota Malang Sikapi Konflik Horizontal antara Masyarakat Lanny Jaya dan Nduga

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Konflik berawal dari kasus perselingkuhan yang berujung konflik saudara di kampung Hilekma, Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua...

IPMK Kota Studi Jayapura Dukung Deklarasi Lembah Kebar Sebagai Tanah Injil dan Keadilan Ekologis

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Ikatan Pelajar dan Mahasiswa/i Kebar (IPMK) Kota Studi Jayapura mendukung deklarasi Lembah Kebar sebagai Tanah Injil dan Keadilan Ekologis...

Pernyataan Sikap Mahasiswa dan Pelajar Asal Nduga Terkait Dana Pendidikan

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Manusia Membutuhkan Pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar Manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara...

Teror Terhadap Mahasiswa Papua: Tetap Tenang dan Berbahaya

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Poster ini bukan untuk dikriminalisasi, maupun untuk mengganggu psikologis kawan-kawan. Barang kaya begini kita sudah alami dari lama sejak...

Kronologis dan Tuntutan Keluarga Korban Penembakan Thobias Silak

DIPTAPAPUA.com - Obor Untuk Papua - Kronologis dan tuntutan ini dikeluarkan oleh keluarga Thobias Silak, korban penembakan yang mati di Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan pada...